JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Hamas dan Israel telah resmi memperpanjang gencatan senjata melalui perundingan secara tidak langsung yang dimediasi oleh Qatar dan Mesir pada Senin (27/11). Sebelumnya, dalam empat hari gencatan senjata, total 200 sandera telah berhasil dibebaskan oleh masing-masing pihak, dengan rincian, 150 sandera Palestina dan 50 sandera Israel.
Meski begitu, utusan Perancis dari PBB, Nicolas de Riviere mengatakan gencatan senjata masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan kemanusiaan di Gaza. Perpanjangan gencatan senjata ini yang akhirnya dapat dijadikan jalan keluar untuk permasalahan yang menimpa Gaza tersebut agar bisa mendapatkan lebih bantuan kemanusiaan dan membebaskan lebih banyak lagi tawanan.
Pembebasan pertama setelah kedua belah pihak menyetujui perpanjangan gencatan senjata selama dua hari, telah dimulai sejak Selasa (28/11).
Dikutip dari Aljazeera, terdapat lebih dari 54 ribu pon (sekitar 24.494 kilogram) bantuan kemanusiaan masuk untuk warga Palestina di Gaza yang diterbangkan oleh AS pada gencatan senjata tahap kelima ini.
Selain itu, sebanyak 30 sandera Palestina dan dua belas sandera Israel telah berhasil ditukarkan pada gencatan senjata hari kelima ini. Mereka terdiri dari 15 perempuan dan 15 anak-anak.
Sementara itu, dua belas sandera Israel yang dibebaskan pada gencatan senjata tahap kelima terdiri dari sepuluh warga Israel dan dua warga negara asing. Warga Palestina yang tinggal di Gaza, masih berharap adanya perpanjangan gencatan senjata kembali, karena masih kurangnya pasokan bantuan di wilayah yang dibombardir.
Sumber:mJawapos.com
Editor: Rinaldi