HONGKONG (RIAUPOS.CO) - Raja Kripto dari Hongkong, Tiantian Kullander dilaporkan meninggal dunia. Co-founder perusahaan cryptocurrency Amber Group itu diumumkan meninggal dunia secara resmi oleh perusahaan saat berusia 30 tahun. Dia dikabarkan meninggal mendadak saat sedang tidur pekan lalu.
“Dengan kesedihan terdalam dan berat hati kami menginformasikan kepada Anda tentang meninggalnya teman dan salah satu pendiri kami, Tiantian Kullander, yang meninggal dunia secara tak terduga dalam tidurnya pada 23 November 2022,” jelas sebuah pernyataan yang diposting di situs web Amber Group.
Kullander “adalah suami yang berbakti, ayah yang penyayang, dan teman yang galak,” kata Amber Group. Sayangnya perusahaan yang berbasis di Hongkong itu tidak mengungkapkan informasi apa pun terkait penyebab kematiannya.
Kematian Kullander yang mendadak juga membawa duka tersendiri bagi para pegiat Kripto. Terlepas dari valuasi Amber Group yang dilaporkan mencapai USD 3 miliar atau sekitar Rp 47 triliun lebih, pasar Kripto telah diguncang oleh kebangkrutan FTX bulan ini yang kehilangan setidaknya USD 1 miliar dana pelanggan.
Kematian Kullander juga terjadi hanya beberapa pekan setelah jutawan Kripto muda lainnya ditemukan tewas di pantai Puerto Rico. Dia adalah Nikolai Mushegian, 29 yang diduga tenggelam dalam arus pasang surut setelah men-tweet bahwa dia takut CIA dan Mossad akan membunuhnya.
Mushegian dilaporkan memiliki riwayat masalah kesehatan mental dan keluarganya mengatakan mereka tidak percaya ada kecurangan yang terlibat dalam kematiannya. Pria berusia 29 tahun itu kemudian meninggalkan rumah pantainya yang bernilai USD 6 juta di kawasan mewah Condado di San Juan, Puerto Rico, untuk berjalan-jalan sampai ditemukan tewas pada pukul 9 pagi waktu setempat.
Kembali ke Kullander, dirinya dikenal dengan nickname TT adalah salah satu pendiri perusahan Amber yang berbasis di Hongkong. Sejak diluncurkan pada 2017 silam, valuasi perusahaan tersebut melesat hingga menarik perhatian investor.
Perusahaan itu sendiri semakin dikenal karena jajaran internal mereka yang berasal dari mantan pegawai Goldman Sachs Group dan Morgan Stanley. Sebelum sukses dengan usaha kriptonya, ia merupakan pengamat dan trader pasar keuangan yang masuk dalam 30 orang di bidang keuangan paling berpengaruh di bawah usia 30 tahun.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Eka G Putra