Pemerintah Iran Bentuk Tim Investigasi Usut Kematian Mahsa Amini

Internasional | Jumat, 30 September 2022 - 23:53 WIB

Pemerintah Iran Bentuk Tim Investigasi Usut Kematian Mahsa Amini
Demonstrasi para perempuan Kurdi di Hasakeh, Suriah, yang mengutuk kekerasan yang dialami Masha Amini dan berbuntut kematiannya, Ahad (25/9/2022). (AFP)

TEHERAN (RIAUPOS.CO) – Peristiwa memilukan yang dialami oleh Mahsa Amini, gadis Iran yang meninggal dunia terkait hijab, memicu gelombang kemarahan masyarakat Iran. Pemerintah Iran akhirnya buka suara dengan membentuk tim khusus untuk menginvestigasi kasus tersebut.

Pemerintah Iran juga ikut mengucapkan duka cita atas kematian Mahsa Amini. Mereka segera membentuk tim khusus.


“Republik Islam Iran bersedih. Kami ingin mempergunakan kesempatan ini untuk sekali lagi mengungkapkan belasungkawa dan simpati yang sedalam-dalamnya kepada keluarga yang ditinggalkan,” tegas pernyataan resmi Kedutaan Besar Republik Islam Iran-Jakarta, Jumat (30/9/2022).

Dalam pernyataan resmi, setelah peristiwa meninggalnya Mahsa Amini, beberapa tim investigasi dan pencari fakta khusus dibentuk oleh pemerintah Iran untuk mengklarifikasi semua aspek insiden ini dan menemukan kebenaran.

 

Tim-tim tersebut dibentuk di berbagai badan dan lembaga Republik Islam Iran antara lain tim investigasi yang dibentuk oleh Menteri Dalam Negeri sesuai Perintah Presiden; tim penyelidikan yang dibentuk oleh Jaksa Agung Kota Teheran; tim penyelidikan lain yang dibentuk oleh Badan Administrasi Kehakiman Provinsi Teheran; tim penyidik yang terdiri dari para ahli yang dibentuk oleh Badan Kepolisian Forensik; dan tim pencari fakta yang dibentuk oleh Parlemen Republik Islam Iran.

“Tim-tim investigasi ini telah mulai bekerja sesuai dengan misi dan tujuan masing-masing untuk menghasilkan penyelidikan yang cepat, adil, tidak memihak, efektif dan independen atas insiden kemarian Mahsa Amini termasuk dengan melakukan penelitian lapangan dan eksperimen ilmiah, meninjau catatan medis, memintai keterangan orang-orang dan pihak-pihak yang relevan serta meninjau rekaman CCTV,” jelas pernyataan itu.

Hasil dari investigasi dan pencarian fakta oleh tim-tim tersebut secara terpisah akan diserahkan kepada otoritas kehakiman Iran. Berbagai pejabat Republik Islam Iran juga telah mengeluarkan perintah dan instruksi agar lembaga-lembaga terkait menindaklanjuti peristiwa ini secara akurat, cepat dan transparan.

“Yang Mulia Dr Ebrahim Raisi, Presiden Republik Islam Iran melalui saluran telepon menyatakan belasungkawa dan simpati kepada keluarga Mahsa Amini dan menegaskan bahwa ia telah menugaskan badan-badan terkait di Iran untuk segera menyelidiki kejadian ini. Lebih lanjut, Presiden Raisi telah memerintahkan Menteri Dalam Negeri untuk segera melakukan investigasi yang tepat dan akurat mengenai penyebab insiden meninggalnya Mahsa Amini,” kata pernyataan resmi.

Kepala Kekuasaan Yudikatif Republik Islam Mohseni Eje’i juga meminta agar jajarannya menindaklanjuti peristiwa ini dengan cermat. Pihaknya menugaskan kepada Badan Kepolisian Forensik Iran untuk menyelidiki sebab kematian Mahsa Amini secara hati-hati dan teliti.

Ia juga telah memerintahkan otoritas kehakiman untuk melakukan penyelidikan menyeluruh dan mendalam terhadap seluruh CCTV umum dan pribadi pada lokasi kejadian ini.

Pemerintah Iran juga menjelaskan, dalam berbagai pemberitaan media-media barat maupun pernyataan Penjabat Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia disampaikan tuduhan bahwa Mahsa Amini diserang dan dipukuli di kepala. Kesimpulan seperti ini terlalu dini untuk disampaikan mengingat investigasi dan penyelidikan masih berlangsung.

“Kesimpulan yang dituduhkan oleh mereka merupakan sebuah tindakan provokatif dan tidak beralasan,” tegas KBRI.

Menurut Direktur Jenderal Badan Kepolisian Forensik Provinsi Tehran, penyelidikan terkait penyebab kematian Mahsa Amini memerlukan bukti yang kuat dan terperinci, di mana dalam kasus Mahsa Amini hingga saat ini, satu-satunya dokumentasi medis yang dapat dikutip adalah satu kasus rawat inap untuk operasi otak di Tehran pada tahun 2007 ketika Mahsa Amini berusia 8 tahun. Begitu juga tidak terdapat tanda-tanda cedera pada kepala dan wajah tubuh Mahsa Amini.

Hasil autopsi juga tidak menunjukkan jejak pendarahan, penghancuran, atau pecahnya organ dalam tubuh. Sementara itu, menentukan sebab kematian adalah hal yang membutuhkan waktu.

Menurut Menteri Dalam Negeri Republik Islam Iran, hasil penyelidikan awal dan laporan yang dibuat oleh Rumah Sakit Kasra membuktikan bahwa tidak ada tindakan kekerasan dan pukulan apapun terhadap Mahsa Amini dan kini berbagai lembaga terkait sedang bekerja untuk menentukan penyebab kematian Mahsa Amini.

Pihaknya mengimbau agar berbagai pendekatan dan mekanisme hak asasi manusia internasional untuk memperhatikan keadilan dan ketidakberpihakan serta menghindari prasangka dan penilaian tergesa-gesa ketika mengomentari sebuah insiden dan mengevaluasi situasi.

“Republik Islam Iran sekali lagi menegaskan tekadnya untuk melindungi hak-hak dari semua warganya. kami akan serius mengejar insiden kematian Mahsa Amini hingga penyebab kematiannya ditemukan. Repubik Islam Iran tidak akan membiarkan hak-hak Mahsa Amini dan keluarga yang ditinggalkan dilanggar jika ada yang dinyatakan bersalah karena kelalaian atau kesalahan,” tutup pernyataan tersebut.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: Edwar Yaman

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook