KIEV (RIAUPOS.CO) – Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy, resmi meneken undang-undang baru tentang perubahan perayaan Natal di negaranya. Jika sebelumnya dirayakan pada 7 Januari kini menjadi 25 Desember.
Alasannya, Ukraina ingin benar-benar lepas dari Rusia. Sebagaimana diketahui, Ukraina berada di bawah pimpinan Rusia sejak abad ke-17. Rusia sendiri merayakan natal pada 7 Januari sesuai dengan Gereja Ortodoks.
“Perjuangan tanpa henti dan sukses untuk identitas mereka berkontribusi pada keinginan setiap orang Ukraina untuk menjalani hidup mereka sendiri dengan tradisi dan hari libur mereka sendiri,” demikian penjelasan UU tersebut, seperti dilansir dari The Guardian, Ahad (30/7/2023).
Selain alasan politik, Zelenskiy juga menyebut bahwa semakin hari, belakangan ini, keretakan antara gereja-gereja di Kiev dan Moskow kian tampak. Terlebih setelah aksi invasi Rusia terhadap Ukraina.
Meski baru disahkan belakangan ini, namun beberapa Gereja Ortodoks Ukraina disebut telah memutuskan hubungan dengan Moskow sejak 2019. Bahkan, mereka sudah merayakan Natal pada 25 Desember mulai tahun lalu.
Tentunya, pengesahan undang-undang untuk mengubah Natal dari 7 Januari menjadi 25 Desember ini menjadi sebuah prahara yang besar dan berpengaruh pada simbol Rusia, Uni Soviet dan Komunisme, sejak Putin menguasai Krimea lalu memulai pemberonakan pro-Moskow di wilayah Donbas Timur.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman