TOKYO (RIAUPOS.CO) -- Jepang tak ingin bernasib sama dengan Cina. Mereka berusaha keras untuk mencegah penularan Covid-19. Kemarin (27/2) Perdana Menteri (PM) Shinzo Abe memerintahkan agar semua sekolah di penjuru negeri diliburkan selama beberapa pekan.
"Pemerintah mempertimbangkan kesehatan dan keamanan anak-anak di atas segalanya," ujar Abe seperti dikutip Agence France-Presse.
Kebijakan itu berlaku untuk jenjang SD, SMP, dan SMA mulai Senin (2/3) hingga liburan musim semi nanti. Biasanya liburan musim semi dimulai pada akhir Maret. Dengan kata lain, mereka akan libur lebih dari sebulan. Kebijakan itu berimbas pada 12,8 juta siswa di 34.847 sekolah.
Abe menegaskan bahwa usaha agar Covid-19 tidak menginfeksi anak-anak dilakukan di berbagai lini. Pun demikian pada orang dewasa. Hampir semua acara yang berpotensi dihadiri banyak orang telah dibatalkan. Pemerintah juga meminta pengusaha agar memperbolehkan karyawannya untuk bekerja dari dalam rumah.
Saat ini 186 orang positif tertular di Jepang dan satu orang lagi meninggal. Itu tidak termasuk korban penularan dari kapal pesiar Diamond Princess yang mencapai 704 orang. Jepang tak bisa tenang. Sebab, mereka yang dinyatakan sembuh ternyata bisa kembali terjangkit.
Salah satunya adalah perempuan 40-an tahun asal Osaka yang bekerja sebagai pemandu wisata. Pada awal Februari dia dinyatakan sembuh. Nyatanya, baru-baru ini dia mengalami sakit dada dan tenggorokan. Begitu dites, dia ternyata kembali positif tertular. Kasus infeksi dua kali itu juga pernah terjadi di Cina.
Nasib serupa dialami tetangganya, Korea Selatan (Korsel). Kemarin ada 505 kasus baru. Total penderita kini mencapai 1.766 orang. Sudah ada 13 orang yang meninggal akibat virus korona di negara yang dipimpin Moon Jae-in tersebut.
Di Eropa, Italia terdampak paling parah. Hingga Rabu malam (26/2) sudah ada 400 orang yang terinfeksi. Ada lonjakan sekitar 25 persen dari sehari sebelumnya. Gubernur Lombardy, Italia, Attilio Fontana mengisolasi diri sendiri selama dua pekan mendatang. Sebab, salah seorang stafnya ternyata tertular Covid-19.
Jika ditelusuri lebih lanjut, mayoritas penularan di negara-negara Eropa berasal dari Italia. Sudah ada sebelas kota di Italia yang dikarantina, tetapi penularan masih terjadi. Sekolah, universitas, dan bioskop-bioskop juga ditutup sementara. Ada ketakutan bahwa wabah itu bisa membuat Italia mengalami resesi.
Negara-negara di Timur Tengah juga sama panik. Saat ini 245 orang positif tertular di Iran. Sebanyak 26 orang sudah meninggal karena infeksi virus mematikan itu. Kepala Komisi Keamanan Nasional dan Hubungan Luar Negeri Parlemen Iran Mojtaba Zonnour juga dipastikan menjadi salah satu yang positif tertular. Dia kini dikarantina.
Arab Saudi malah mengambil langkah lebih ekstrem. Mereka menghentikan penerbitan visa umrah agar tidak terjadi penularan di Negeri Petrodolar tersebut. Hingga kemarin belum ada kasus penularan di Saudi. Setiap tahun jutaan orang menjadi tamu umrah Saudi.
Mereka bahkan menargetkan 30 juta jamaah umrah pada 2030. Belum diketahui apakah kebijakan itu akan berpengaruh pada jamaah haji. Ibadah haji dimulai Juli mendatang. Pemegang visa turis dari negara-negara terdampak juga dilarang masuk.
Kebijakan mendadak itu membuat ribuan jamaah kelimpungan. Di Bangladesh misalnya. Sekitar seribu jamaah tak bisa berangkat. Padahal, mereka sudah sampai di Bandara Dhaka. Mayoritas tiketnya tidak bisa diuangkan kembali.(sha/c10/dos/jpg)