Ratusan penentang Trump yang terdiri dari imigran, pegiat hak asasi manusia,dan kaum sosialis berkumpul di luar Trump Tower di Manhattan.(BBC)
Sejak Trump memenangi beberapa pemililihan pendahuluan, aksi anti-Trump bermunculan di berbagai tempat. Di Chicago, 11 Maret lalu, ratusan penentang Trump berkumpul di Universitas Illinois. Perkelahian pun terjadi antara pendukung dan penentang di auditorium, tempat Trump dijadwalkan berpidato.
Kemudian di New York, ratusan penentang Trump yang terdiri dari imigran, pegiat hak asasi manusia,dan kaum sosialis berkumpul di luar Trump Tower di Manhattan. Beberapa di antara mereka menyerukan slogan yang menuduh miliuner itu bersikap rasis, seksis, dan anti-gay.
Balik Mengancam
Sebelumnya, Donald Trump mengklaim para pendukungnya akan “merusuh” apabila Partai Republik tidak menahbiskannya sebagai kandidat presiden Amerika Serikat.
“Saya mewakili jumlah yang luar biasa banyak, berjuta-juta orang, dan kebanyakan pemilih pertama. Jika Anda mengabaikan orang-orang ini… Saya pikir Anda akan menghadapi masalah yang tidak pernah Anda lihat sebelumnya,” kata Trump kepada CNN.
Berdasarkan perhitungan kantor berita Associated Press, Trump kini mengumpulkan 678 delegasi dari kemenangannya pada sejumlah pemilihan pendahuluan. Artinya, Trump memerlukan 559 delegasi tambahan untuk menjadi kandidat presiden AS dari Partai Republik.
Untuk mendapatkannya, Trump harus terus bertarung memperebutkan delegasi dalam rangkaian pemilihan pendahuluan di 19 negara bagian yang dijadwalkan berlangsung hingga Juni mendatang.