RS SIBUK TANGANI PASIEN CORONA

Pasien Kanker di Italia Telantar

Internasional | Jumat, 27 Maret 2020 - 00:19 WIB

Pasien Kanker di Italia Telantar
Ilustrasi virus corona (ISTIMEWA)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Membludaknya pasien yang terjangkit virus corona di Italia Utara membuat seluruh fasilitas rumah sakit dijadikan tempat perawatan. Fokus Italia memerangi corona pun membuat para pasien yang mengidap penyakit lain telantar.

Contohnya yang terjadi di Cremona, sebuah kota di Lombardy yang telah menjadi pusat pandemi global. Rumah sakit di daerah tersebut terpaksa menggunakan kamar bedah untuk merawat pasien virus corona.


"Ini termasuk spesialisasi utama seperti pembedahan, bedah saraf dan kardiologi. Jika memungkinkan, kami mencoba mengandalkan klinik terdekat, tetapi pasti ada keterlambatan dalam diagnosis dan pembedahan untuk pasien kanker," kata Direktur Departemen Onkologi di Rumah Sakit Cremona, Rodolfo Passalacqua, kepada Al Jazeera, Kamis (26/3).

Menurut Passalacqua, dipakainya semua kamar bedah membuat operasi pasien kanker tertunda. Ini tentunya berbahaya bagi sang pasien karena penundaan operasi yang lama bisa membuat pasien kanker kehilangan nyawa.

Passalacqua menyatakan bahwa rumah sakit Cremona tadinya digunakan untuk melakukan sekitar 30 perawatan bedah dalam sepekan pada pasien kanker. Tujuannya menghilangkan tumor atau jaringan sampel untuk diagnosis, serta prosedur diagnostik lainnya yang diperlukan sebelum kemoterapi atau perawatan lainnya.

"Kami dulu merawat empat atau lima pasien dengan kanker lambung setiap bulan, delapan sampai 10 dengan kanker usus besar. Tidak jelas apa yang terjadi pada mereka saat ini. Ini mengurangi peluang mereka untuk pulih. Sulit untuk diukur, tetapi dalam kasus-kasus di mana pembedahan diperlukan untuk mengobati kanker, menunda selama satu atau dua pekan membuat sedikit perbedaan, tetapi berbulan-bulan penundaan bisa berbahaya bagi pasien. Hal yang sama berlaku untuk penyaringan," tambahnya.

Pejabat Direktur Asosiasi Onkologi Medis Italia (AIOM) Saverio Cinieri mengatakan perhatian pertamanya adalah dengan diagnosa bedah. Dia menambahkan bahwa banyak ventilator yang digunakan dalam ruang operasi telah dialihkan ke pneumatologi atau departemen perawatan intensif yang merawat Covid-19 pasien dengan masalah pernapasan parah.

Menurut sebuah studi di The Lancet, pasien kanker di Cina cenderung lebih rentan terhadap coronavirus. Penelitian lain menunjukkan korelasi serupa antara penyakit kardiovaskular dan coronavirus. Cinieri memperkirakan akibat pandemi ini membuat sistem kesehatan akan membutuhkan hingga enam bulan untuk pulih.

Sementara, Direktur Asosiasi Nasional Dokter Rumah Sakit Jantung (ANMCO) di Italia Aldo Pietro Maggioni menjelaskan bahwa di Lombardy, rumah sakit kewalahan dan beberapa tempat tidur perawatan intensif, umumnya didedikasikan untuk masalah kardiovaskular, telah diubah menjadi tempat tidur untuk Covid-19. Dia menambahkan bahwa banyak pasien juga enggan pergi ke rumah sakit karena takut terinfeksi.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook