Najib Dicekal saat Akan Berlibur ke Jakarta

Internasional | Minggu, 13 Mei 2018 - 09:18 WIB

Najib Dicekal saat Akan Berlibur ke Jakarta
Najib Razak. (REUTERS)

Terpisah, harapan PH untuk membebaskan Anwar Ibrahim akhirnya terealisasi. Nurul Izzah, putri Anwar, menyatakan bahwa ayahnya akan keluar dari penjara Selasa (15/5) nanti. Itu lebih cepat dibanding jadwal resmi pembebasannya yaitu pada 8 Juni mendatang.

Meski dibebaskan lebih cepat, namun Anwar belum mendapatkan pengampunan dari kerajaan secara resmi. Proses untuk mendapatkan pengampunan itu masih diurus. Jika disetujui, dia bisa kembali berpolitik.

Baca Juga :Istri Mantan PM Malaysia Minta Dakwaan Dibatalkan

Pembebasan itu memberi warna baru pada hubungannya dengan Mahathir. Dulu saat Mahathir menjadi PM pada 1981-2003, Anwar adalah anak didik kesayangannya. Semua orang menganggapnya sebagai pengganti Mahathir. Tapi pada 1999 begitu dia tampak terlalu berkuasa, Mahathir memasukkannya ke penjara dengan tudingan sodomi.

Anwar  bebas pada 2004 dan menjadi sosok penting di oposisi. Dia kembali berpolitik dan melawan Najib di pemilu 2013. Pada 2015 dia kembali dipenjara dengan tudingan sodomi. Berbagai lembaga HAM menuding bahwa hukuman tersebut bermotif politik. Bukan hanya Anwar yang hubungannya pahit manis dengan Mahathir. Menteri keuangan yang ditunjuk oleh Mahathir saat ini, Lim Guan Eng, juga pernah dipenjara dua kali olehnya. Yaitu pada 1987 dengan alasan mencegah kericuhan rasial dan pada 1998 karena melanggar UU Penghasutan. Sejak merdeka, baru kali ini Malaysia memiliki menteri ekonomi dari etnis Tionghoa.

Sementara itu, tumbangnya Najib Razak dari posisi Perdana Menteri (PM) Malaysia menarik perhatian warga Indonesia. Sebab, Najib sempat dikabarkan berkunjung ke Tanah Air, kemarin. Najib disebut-sebut menyewa jet pribadi milik Peter Sondakh, CEO and Chairman Rajawali Corpora, untuk terbang ke Indonesia.

Namun, kabar yang tersebar melalui media massa Malaysia itu akhirnya diklarifikasi oleh Najib sendiri. Najib batal ke Indonesia. Pihak Peter Sondakh juga menyampaikan klarifikasi soal informasi bahwa Najib berencana terbang ke Indonesia menumpang pesawat milik mereka dan mendarat di Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta.

”Pak Peter Sondakh maupun Grup Rajawali tidak mengetahui rencana penyewaan pesawat Premiair oleh pihak mana pun,” demikian pernyataan yang dibuat Managing Director Rajawali Corpora Satrio, kemarin.

Premiair merupakan operator jasa penerbangan dan pengelolaan pesawat terbang yang berkantor di Bandara Internasional Halim Perdanakusuma Jakarta. Menurut Satrio, pesawat milik bosnya yang dikelola Premiair tidak dijadwalkan terbang kemarin. Bukan karena Najib batal ke Indonesia, namun dikarenakan pesawat tersebut sedang dalam kondisi tidak layak terbang dan dalam proses perawatan rutin tahunan.

 ”Saat ini Pak Peter Sondakh sendiri sedang cuti dan berada di luar kawasan Asia,” imbuh dia.

Sementara itu, pantauan Jawa Pos (JPG) di kawasan Bandara Halim Perdanakusuma sejak pukul 11.00 sampai 13.00 kemarin sempat terlihat sejumlah pengawal berpakaian safari dan berbadan besar yang berseliweran di depan pintu keberangkatan bandara. Saat ditanya apakah pengawalan itu untuk penumpang VIP atas nama Najib Razak, mereka terlihat bingung dan menghindar.

Petugas bandara setempat mengatakan, penumpang VIP dengan jet pribadi memang bisa keluar melalui beberapa pintu. Selain pintu keberangkatan, penumpang elti juga bisa keluar lewat pintu kedatangan seperti penumpang regular pada umumnya.

”Kadang juga bisa lewat jalur VIP di sebelah kanan (bandara),” ujar seorang petugas sambil menunjuk lokasi jalur VIP yang dimaksud.(sha/tyo/jpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook