UPAYA LAWAN POPULARITAS TELEGRAM

Dorong Pengguna Serang Amerika, Inilah Aplikasi Chat Kontroversial Milik Iran

Internasional | Kamis, 26 April 2018 - 19:00 WIB

Dorong Pengguna Serang Amerika, Inilah Aplikasi Chat Kontroversial Milik Iran
Aplikasi Soroush memiliki emoji yang menampilkan seorang perempuan yang membawa tulisan yang mendorong untuk menyerang Amerika dan Israel. (MIDDLE EAST EYE)

TEHERAN (RIAUPOS.CO) - Aplikasi chat baru yang dilengkapi dengan emoji kontroversial "Death to America" atau "Matilah Amerika" diluncurkan Pemerintah Iran.

Adapun emoji tersebut pro-Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei Ali Khamenei. Aplikasi bernama Soroush itu diluncurkan sebagai sebuah upaya untuk melawan popularitas Telegram.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Emoji itu diketahui menampilkan seorang perempuan yang membawa tulisan yang mendorong untuk menyerang Amerika, Israel, dan kelompok Freemasonry. Saat ini sudah ada lima juta pengguna aplikasi yang sangat mirip dengan Telegram itu.

Aplikasi Soroush pun memungkinkan pengguna untuk bergabung dengan saluran, mengikuti berita, dan melakukan bisnis online. Selain itu, juga terdapat fitur untuk mentransfer akun Telegram yang ada ke aplikasi baru dalam aplikasi itu.

Diketahui, Ali Khamenei menutup akun Telegram-nya pekan lalu.

"Ini sejalan dengan menjaga kepentingan nasional dan menghapus monopoli dari aplikasi pesan Telegram," ujarnya seperti dilansir Middle East Eye, Kamis, (26/4/2018).

Menurut laporan media Pemerintah Iran, mereka telah melarang semua badan negara bagian menggunakan aplikasi chat asing. Kendati Iran secara resmi melarang penggunaan Twitter dan aplikasi media sosial asing lainnya, Khamenei dan pejabat lainnya masih memelihara akunnya di Twitter.

Sejauh ini, banyak orang Iran masih menggunakan Twitter dan platform terlarang lainnya dengan menggunakan Virtual Private Networks (VPNs). Aplikasi itu dibuat karena dipicu oleh unjuk rasa masal di Iran pada Desember lalu yang dipicu pesan berantai melalui Telegram.

Pengguna Telegram berbagi foto-foto unjuk rasa, termasuk foto-foto para pengunjuk rasa perempuan yang melepaskan jilbabnya di depan umum. Foto-foto unjuk rasa mengalir deras ke dunia luar melalui Telegram.

Sering kali melalui Dewan Perlawanan Nasional di Iran, sebuah kelompok anti-Pemerintah kontroversial yang berbasis di Albania. (ina/ce1/iml/trz)

Sumber: JPG

Editor: Boy Riza Utama









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook