Fokus setiap pemerintah dalam menangani Covid-19 adalah mencegah persebaran dan kematian. Karena itu, kebutuhan primer jadi barang mewah. Kebutuhan sekunder dan tersier jelas tak lagi ada dalam pikiran.
ITALIA (RIAUPOS.CO) -- Ahad lalu (23/2) terasa mencekam bagi Melissa Catanacci. Dia mencoba untuk tetap ceria di kota yang sedang diisolasi karena virus Covid-19. Salah satunya dengan melakukan passeggiata. Yang dimaksud adalah hiburan keluarga dengan sekadar berjalan di jalanan sekitar rumah.
Namun, tak lama setelah berjalan, dia dan keluarganya memutuskan segera pulang. Catanacci, suami, dan dua anaknya tak kuat melihat pemandangan luar. Terlalu sepi. "Setiap 15 menit, kami baru melihat mobil berlalu," ungkapnya kepada Associated Press.
Codogno, tempat tinggal Catanacci, langsung dikarantina setelah pasien virus korona pertama di Italia Utara muncul. Penduduk kota yang berusia 30 tahun tiba-tiba sakit dan diklaim positif terkena Covid-19.
Sejak penemuan itu, semua fasilitas publik ditutup. Baik supermarket, restoran, maupun toko. Selain Codogno, ada sembilan kota di wilayah Lombardia yang diisolasi. Hanya apotek dan toko kebutuhan dasar yang boleh beroperasi. Anak-anak yang bosan karena libur panjang hanya bisa mengajak teman ke rumah.
Di Milan, ibu kota Lombardia, hampir semua hiburan dibatalkan. Mulai pertandingan sepakbola anak, jadwal liga Serie A, hingga pertunjukan teater di La Scala. Hanya pegiat mode yang "bandel" dan melanjutkan Milan Fashion Week. "Kami tak merasa bawa sektor kami menghadapi bahaya. Kami tenang tapi berhati-hati," ungkap Carlo Capasa, Presiden Italian National Fashion Chamber.
Satu-satunya yang menuruti imbauan pemerintah adalah Giorgio Armani. Mereka mengumumkan bahwa jajaran busana terbaru mereka bakal dipamerkan via siaran langsung. Model bakal berjalan di catwalk yang kosong dari penonton.
Di Venesia, pemerintah memutuskan untuk menghentikan festival lokal Ahad (23/2). Venice Carnival adalah festival topeng tahunan yang terkenal untuk perayaan menjelang Paskah. Ratusan orang memenuhi jalanan Venesia dengan topeng sejak awal bulan. Namun, aparat siaga untuk membubarkan peserta sejak kemarin (24/2). "Keputusan ini akan berlaku mulai tengah malam," ujar Gubernur Venesia Luca Zaia seperti yang dilansir Agence France-Presse.
Italia memang sedang panik karena jumlah pasien Covid terus meningkat. Dengan jumlah kasus mencapai 219, Italia kini menjadi negara dengan persebaran terbesar di luar Asia. Kebijakan penutupan kota pun sudah memengaruhi 100 ribu penduduk.
Apalagi, sampai saat ini mereka belum bisa menemukan penyebab wabah tersebut. "Sampai saat ini kami belum bisa menentukan pasien zero," papar Angelo Borrelli, kepala Civil Protection Agency Italia. Istilah itu merujuk pada orang pertama yang membawa virus tersebut ke Italia.(*/c7/dos/das)
Laporan Mochamad Salsabyl Adn, Jakarta