KUALA LUMPUR (RIAUPOS.CO) - Pemerintah Malaysia membolehkan salat Idul Fitri 1441 H berjamaah di tengah pandemi corona, dengan protokol yang ketat. Salah satunya adalah maksimal jamaah hanya 30 orang.
Malaysia merupakan salah satu negara di Asia Tenggara yang memberlakukan penguncian wilayah (lockdown) untuk mencegah penularan virus corona. Negeri Jiran memberlakukan lockdown nasional sejak 18 Maret dan kini memasuki tahap new normal pasca corona.
Perdana Menteri Muhyidin Yassin dua kali memperpanjang lockdown lantaran kurva penularan belum menurun signifikan. Kini Malaysia memasuki babak baru kehidupan normal (new normal) pasca corona setelah lockdown berakhir pada 12 Mei lalu.
Demi memutus mata rantai penularan corona, Malaysia memberlakukan kebijakan perintah pembatasan pergerakan warga (MCO/Movement Control Order).
Mulai Sabtu (16/5/2020) pemerintah mulai memberikan pelonggaran secara bertahap, salah satunya izin beribadah secara massal.
Menteri Urusan Agama Zulkifli Mohamad Al-Bakri mengatakan, ibadah salat Id diselenggarakan di Kuala Lumpur dan daerah lainnya. Namun jemaah yang ikut dibatasi maksimal 30 orang.
Pemerintah tetap memperingatkan warga di masa transisi new normal untuk tetap mematuhi aturan mengenakan masker, menjaga jarak 1-2 meter, rajin mencuci tangan untuk mencegah infeksi virus. Saat ini Malaysia tercatat memiliki 6.978 kasus corona dengan 114 kematian dan 1.218 kasus yang masih aktif.
Pemberlakuan protokol kesehatan otomatis mengubah signifikan wajah Malaysia dari sisi gaya hidup, pekerjaan, dan perekonomian.
Sejumlah aktivitas seperti bekerja dari rumah, digitalisasi data, penggunaan platform daring untuk aktivitas jual-beli produk, hingga kelas belajar daring kini menjadi budaya modern baru.
New normal membuat sektor bisnis e-commerce sebagai salah satu bisnis yang tumbuh pesat. Sementara sejumlah bisnis tradisional dipaksa untuk menyesuaikan diri agar tetap tidak tergerus.
Pemilik usaha mengakui terpukul dengan kondisi new normal. PHK massal, anjloknya penjualan, dan penutupan usaha pun tidak terhindarkan.
Dikutip dari Asia One, pada Jumat pekan lalu, Kepala Menteri Penang Chow Kon Yeow mengumumkan mulai 18 Mei kedai kopi dan restoran mengantongi izin untuk menerima makan malam di tempat.
Pembukaan ini sekaligus menandai Penang telah memasuki tahap dua strategi pemulihan bertahap. Bagi pengunjung restoran dan kedai kopi, Chow menerapkan pelacakan kontak yang mengharuskan setiap orang mendaftarkan nama dan kontak.
Sebelum menikmati makan malam di kedai favorit, pengujung diharuskan merampungkan tiga tahap pelacakan, mulai dari memindai kode QR, mengisi data informasi pribadi, dan memberi tahu pelayan restoran ketika check-in.
Data pengunjung kedai nantinya hanya bisa diakses oleh pemerintah negara bagian. Chow mengatakan data yang masuk ke database hanya diberikan atas permintaan Kementerian Kesehatan untuk keperluan pelacakan jika kelak pengunjung dinyatakan terinfeksi virus.
Tak hanya sektor bisnis, pemerintah juga telah memberi izin warga untuk berolahraga di luar ruangan.
Mengutip Malay Mail, ahli kedokteran olahraga dari Institut Olahraga Nasional (NSI) Dr Jasmiza Khuzairi Jasme mengatakan langkah itu sudah tepat, mengingat kegiatan kebugaran bisa meningkatkan kekebalan tubuh. Warga tetap diharuskan mematuhi prosedur yang ditetapkan untuk membantu mengurangi risiko infeksi corona.
Warga kini berlari di taman, bersepeda, golf, bermain tenis, hingga bulutangkis.
Ketika berolahraga, Jasme menekankan untuk menghindari tempat ramai, rajin membersihkan badan sebelum dan sesudah berolahraga, menjaga jarak, dan tidak menyentuh peralatan olahraga di taman rekreasi umum.
Sumber: Asia One/Malay/Mail/CNN/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun