HANAU (RIAUPOS.CO) -- Ketenangan di Jerman kembali terusik oleh penganut paham ultrakanan. Seorang pria menyambangi dua kafe di Kota Hanau, Negara Bagian Hesse, dan menembaki pengunjung. Total korban jiwa dari peristiwa tersebut mencapai 10 orang. Kejadian bermula pukul 22.00 waktu setempat di bar shisha Midnight di Jalan Heumarkt.
Pria bersenjata membunyikan bel pintu, lalu menembaki pengunjung yang sedang mengisap alat merokok ala Timur Tengah tersebut. Lima orang tewas, termasuk satu perempuan, dalam serangan tersebut. "Para korban merupakan sosok yang sudah kami kenal selama bertahun-tahun," ujar anak pemilik bar Midnight kepada Agence France-Presse.
Dua di antara korban jiwa merupakan pegawai bar. Penembak bisa kabur dari lokasi pertama menggunakan kendaraan berwarna gelap. Kendaraan tersebut berhenti di depan Arena Bar & Cafe, kawasan Kesselstadt. Dia lantas turun dan memberondong pejalan kaki yang sedang berada di depan kafe tersebut. Tiga orang meninggal dalam serangan itu. Korban pun bertambah setelah satu dari lima korban kritis akhirnya meninggal.
Polisi sempat melakukan pencarian pelaku selama tujuh jam. Pencarian berakhir saat mereka menerima salah satu laporan warga. Mereka menemukan pelaku sudah meninggal saat aparat tiba di rumahnya. Sebelum menembak diri sendiri, pelaku juga diduga menembak mati ibunya yang berusia 72 tahun. "Sementara ini, kami menyelidiki kemungkinan motif xenofobia," ungkap Menteri Dalam Negeri Hesse Peter Beuth kepada The Guardian.
Polisi mengidentifikasi pelaku sebagai Tobias R. Pria 43 tahun itu memperoleh senjata melalui cara legal dan juga memiliki izin berburu. Di saat yang sama, dia rupanya menyimpan manifesto dan rekaman video yang menandakan kebencian terhadap orang asing. Di dalamnya, dia mengatakan bahwa orang dari puluhan negara seharusnya dihancurkan.
Dua kafe yang diserang juga merupakan tempat berkumpul warga asing. Menurut German Confederation of Kurdistan Communities (KON-MED) Tahir Kocer, beberapa korban merupakan etnis Kurdish. "Kami benar-benar kecewa dengan pemerintah yang tak sungguh-sungguh memerangi ekstremisme sayap kanan," ucapnya.
Polisi juga menemukan fakta menarik terkait pelaku. Rupanya, pelaku tak pernah punya hubungan asmara dengan perempuan. Situasi itu disebabkan agen rahasia yang terus mengawasi dia. (bil/c17/dos/das)
Laporan JPG, Hanau