MANILA (RIAUPOS.CO) - Topan Mangkhut yang melanda Filipina menewaskan setidaknya 59 orang. Selain topan Mangkhut, tanah longsor juga melanda daratan Filipina. Menurut polisi jumlah korban tewas bertambah setelah ditemukan korban lainnya yang tertimbun longsor.
Juru Bicara Kepolisian Benigno Durana merilis angka terbaru yang menunjukkan jumlah korban tewas telah meningkat dari jumlah yang dilaporkan sebelumnya yaitu 30.
Badai itu menerjang Luzon yang merupakan daerah pertanian utama, selain menubangkan banyak pohon juga mengakibatkan tana longsor. Sebagian besar beras dan jagung yang sebagian besar dihasilkan dari Luzon bahkan rusak sebelum masa panen akibat tanah longsor, listrik dan jalur komunikasipun turut terputus, sekitar lima juta orang masih berada di tempat mereka.
Seperti dilansir Channel News Asia, selain di Luzon, topan mangkhut juga melanda kota Baggao di utara yang merusak rumah-rumah dan merobohkan tiang listrik. Beberapa akses jalan kemudian terputus akibat tanah longsor dan genangan air.
“Kami sudah miskin dan kemudian badai terjadi pada kami. Kami kehilangan harapan. Kami tidak punya cara lain untuk bertahan hidup,” kata seorang petani Mary Anne Baril, 40, sambil menangis kepada AFP.
Lebih dari 105 ribu orang telah meninggalkan rumah mereka yang sebagian besar terletak di wilayah pedesaan. Rata-rata 20 topan dan badai menghantam Filipina setiap tahun dan menewaskan ratusan orang yang menyebabkan jutaan orang hampir mati dalam kemiskinan.
Korban tewas kebanyakan akibat terjebak tanah longsor atau tertimpa bangunan, bahkan seorang perempuan terbawa ke laut di Taiwan. Sebelumnya Filipina telah dilanda topan paling mematikan yaitu super typhoon haiyan yang menewaskan setidaknya 7 ribu orang dan lainnya hilang di Filipina tengah pada November 2013 lalu.(trz/jpg)
(Laporan JPG, Manila)