PENYELENGGARAAN UMRAH 1443 H

Diprediksi Oktober Bisa Kembali Kirim Jamaah Umrah

Internasional | Senin, 16 Agustus 2021 - 11:19 WIB

Diprediksi Oktober Bisa Kembali Kirim Jamaah Umrah
Suasana saat jamaah tawaf mengelilingi Kakbah di tengah pandemi Covid-19. Arab Saudi sudah mulai membuka penyelenggaraan umrah 1443 H yang dibatasi 60 ribu orang setiap hari. (INTERNET)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Musim penyelenggaraan umrah tahun 1443 H sudah dimulai. Sejak kemarin jamaah umrah dari penjuru dunia mulai berdatangan di Arab Saudi.

Sejumlah penyelenggara umrah di Indonesia memperkirakan Indonesia bisa memberangkatkan umrah pada Oktober depan.


Informasi kedatangan jamaah umrah dari penjuru dunia itu disampaikan Sekjen Afiliasi Mandiri Penyelenggara Umrah Haji (AMPHU) Wawan Suhada, kemarin (15/8). Dari informasi yang dia terima, jamaah umrah dari Bangladesh dan Nigeria sudah mendarat di Bandara King Abdul Aziz di Kota Jeddah. Selanjutnya mereka melanjutkan perjalanan menuju Kota Makkah. Saudi menetapkan kuota jamaah umrah dibatasi 60 ribu orang setiap hari.

"Sampai saat ini belum ada perjalanan umrah dari Indonesia," tuturnya.

Tetapi dengan perkembangan kasus Covid-19 serta semakin tingginya tingkat vaksinasi di Indonesia, dia optimis tidak lama lagi Saudi bakal membuka pintu kedatangan jamaah umrah dari Indonesia. Menurut Wawan salah satu pertimbangan utama sebelum mengizinkan kedatangan jamaah umrah dari Indonesia, otoritas penerbangan Saudi menunggu kebijakan vaksin di sana. Saat ini Kementerian Kesehatan Arab Saudi sedang mengkaji vaksin Sinovac dan Sinopharm. Jika nanti Kementerian Kesehatan Arab Saudi sudah memberi lampu hijau untuk dua vaksin itu, kemungkinan besar penerbangan umrah dari Indonesia sudah bisa dibuka kembali.

"Kalau vaksin Sinovac dan Sinopharm sudah diakui, tidak sampai menunggu berbulan-bulan. Prediksi saya Oktober sudah bisa dimulai (memberangkatkan umrah, red)," katanya.

Wawan optimis akhir Agustus ini akan ada kabar baik tentang penyelenggaraan umrah untuk masyarakat Indonesia. Wawan menegaskan sampai saat ini penerbangan dari Indonesia masih masuk dalam daftar suspensi oleh pemerintah Arab Saudi. Kebijakan ini sama persis dengan yang ditetapkan pemerintah Indonesia. Seperti diketahui pemerintah Indonesia juga menutup penerbangan dari sejumlah negara. Untuk itu masyarakat Indonesia tidak perlu saling menyalahkan akibat kebijakan suspensi tersebut.

Menurut Wawan calon jamaah umrah dari Indonesia sudah menunggu kapan penerbangan kembali dibuka. Pada umumnya calon jamaah umrah tetap bertahan alias tidak melakukan pembatalan.

"Yang refund mungkin kurang dari lima persen," katanya.

Sebab ada keyakinan di masyarakat bahwa kalau sudah daftar umrah itu pantang untuk mencabutnya kembali, karena sudah menjadi niat beribadah. Dia meminta masyarakat yang tidak melakukan pengembalian dana atau refund untuk tetap sabar. Seluruh penyelenggara umrah pasti akan menjaga uang tersebut. Wawan mengatakan travel umrah meskipun lebih dari setahun terakhir tidak ada pemasukan dari penyelenggaraan umrah, tidak akan memakai uang jamaah. Sebaliknya perusahaan umrah membuka usaha lain seperti katering dan sejenisnya.

"In sya Allah uang pendaftaran jamaah umrah aman," jelasnya.

Sementara itu Konsul Haji KJRI Jeddah Endang Jumali memberangkat jamaah umrah dari luar Saudi sudah tiba di Jeddah. Dia memantau jamaah dari luar Saudi yang sudah tiba berasal dari Irak dan Inggris Raya (UK). Dia lantas menyampaikan hasil pertemuan KJRI Jeddah dengan Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi beberapa waktu lalu. Dia menyampaikan perkembangan akses untuk jamaah umrah dari Indonesia sampai saat ini masih terus dikaji.

"(Nanti diumumkan, red) setelah hasil analisa Kemenkes Arab Saudi terhadap vaksin Cina selesai," tuturnya.

Selain itu Saudi juga terus memantau perkembangan penanganan Covid-19 di Indonesia. Endang mengatakan sampai saat ini Saudi masih mengkaji keberadaan vaksin Sinovac dan Sinopharm. Meskipun kedua vaksin itu sudah mendapatkan pengakuan dari WHO, otoritas Saudi masih harus mengkaji terlebih dahulu.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, ada sejumlah kebijakan umrah yang dirasa memberatkan jamaah dari Indonesia. Diantaranya adalah kewajiban transit di negara ketiga. Negara ketiga itu adalah negara yang tidak masuk dalam daftar suspensi oleh Saudi. Ketentuan ini dinilai memberatkan karena menambah ongkos umrah. Pemerintah Indonesia tetap meyakini bahwa paling efektif dan aman adalah menerbangkan jamaah umrah langsung dari Indonesia ke Saudi tanpa transit.(wan/jpg)

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook