RIAUPOS.CO - Turki kembali terguncang. Sebuah bom meledak di Alun-alun Sultanahmet, Istanbul, Selasa (12/1). Sepuluh orang dilaporkan tewas dan 15 lainnya terluka. Sebagian korban diperkirakan turis asing. Sultanahmet memang dikenal sebagai lokasi rujukan wisatawan dan didatangi setidaknya 10 ribu turis per harinya.
Lokasi ledakan bahkan dekat dengan Masjid Biru dan Hagia Sophia di Turki. "Penyelidikan terkait dengan penyebab ledakan, jenis ledakan, dan pelakunya masih dilakukan," ujar Gubernur Istanbul Vasip Sahin.
Ledakan tersebut terjadi pada pukul 08.20 waktu setempat di sekitar Monumen Mesir Kuno Obelisk of Theodosius. Karena ledakan itu terjadi pada pagi, lokasi tersebut masih terbilang sepi. Hanya beberapa grup turis yang berlalu-lalang. Padahal, area tersebut biasanya dipenuhi turis. Perdana Menteri (PM) Turki Ahmed Davutoglu langsung melakukan pertemuan darurat untuk membahas serangan itu. Berdasar penyelidikan awal, pelaku meledakkan diri di tengah kerumunan.
Diduga, dia merupakan bagian dari kelompok teroris asing. ’’Saya mengutuk insiden teror di Istanbul yang kemungkinan merupakan serangan oleh pelaku bom bunuh diri berkewarganegaraan Suriah,’’ ungkap Presiden Recep Tayyip Erdogan yang disiarkan secara langsung oleh stasiun televisi nasional.
Pernyataan Erdogan itu dibenarkan saksi mata di lokasi kejadian. Salah satunya, Murat Manaz. Dia memastikan ledakan tersebut terjadi akibat bom bunuh diri. Menurut dia, polisi tidak melihat pelaku karena sibuk mengevakuasi area ledakan. Sebab, bisa jadi, ada bom kedua yang bakal meledak. ’’Ledakannya begitu keras hingga tanah bergetar disertai bau yang sangat menyengat,’’ tutur turis asal Jerman, Caroline.
Beberapa saat setelah ledakan tersebut, Hagia Sophia dan Basilica Cistern ditutup untuk umum sebagai bentuk pencegahan serangan selanjutnya. Seruan untuk melakukan doa bersama juga terdengar dari Masjid Biru. Belasan ambulans didatangkan ke lokasi untuk mengangkut korban yang terluka.
Serangan di Istanbul itu sudah diperkirakan sebelumnya. Beberapa pekan ini Pemerintah Turki menahan beberapa orang yang diduga anggota Islamic State (IS) atau ISIS. Dari penahanan tersebut, diketahui bahwa ada rencana serangan ke Istanbul. Sayangnya, meski mengetahui informasi itu, pihak keamanan Turki tidak mampu mencegah terjadinya bom di Sultanahmet. Sejauh ini, belum diketahui serangan tersebut dilakukan ISIS ataukan kelompok lain.
Kementerian Luar Negeri Norwegia mengungkapkan bahwa salah seorang korban terluka adalah warga negaranya. Pria malang itu masih menjalani perawatan di rumah sakit. Pemerintah Peru juga mengonfirmasi adanya seorang warga negaranya yang terluka.
Jumlah warga negara Jerman yang menjadi korban terluka lebih banyak. Pemerintah Jerman melaporkan, ada enam warga negaranya yang menjadi korban. ’’Sampai saat ini, kami mengasumsikan ada penduduk Jerman yang terluka dalam serangan teror ini. Kami juga tidak bisa meniadakan kemungkinan adanya penduduk Jerman yang menjadi korban tewas,’’ ucap Menteri Luar Negeri Jerman Frank-Walter Steinmeier.
Melalui website-nya, Berlin mendesak semua warga negaranya di Istanbul untuk menghindari kerumunan orang dalam jumlah besar dan area-area yang biasa didatangi turis. Mereka memperingatkan bahwa serangan teroris dan kericuhan lebih lanjut bakal terjadi di berbagai wilayah di Turki.
Serangan di Sultanahmet tersebut pun bukan kali pertama terjadi. Lebih dari setahun lalu, ada seorang perempuan yang menjadi pelaku bom bunuh diri. Dia meledakkan dirinya di kantor polisi khusus turis di alun-alun itu. Seorang polisi tewas dan satu lagi terluka. Pada 10 Oktober tahun lalu, dua pelaku bom bunuh diri meledakkan diri di kerumunan aksi damai. Sebanyak 103 orang tewas.(sha/ami/mng)