INDONESIA KIRIM TIM SAR KE TURKI

Masih Banyak Korban Terkubur Reruntuhan

Internasional | Minggu, 12 Februari 2023 - 10:35 WIB

Masih Banyak Korban Terkubur Reruntuhan
Petugas berjalan mencari korban yang tertimbun reruntuhan bangunan yang hancur akibat gempa di Antakia, Hatay, Turki, Sabtu (11/2/2023). (BULENT KILIC/AFP)

ISTANBUL (RIAUPOS.CO) - Hingga, Sabtu  (11/2) atau lima hari setelah gempa, korban meninggal dunia akibat gempa di Turki dan Suriah bertambah banyak. Lebih dari 24 ribu orang dilaporkan tewas seperti dilansir Al Jazeera. Tim penyelamat terus bekerja tanpa henti untuk menemukan korban yang masih banyak tertimbun reruntuhan.

Otoritas Manajemen Bencana dan Darurat (AFAD) Turki mencatat, jumlah korban tewas meningkat menjadi 20.655 orang. Sementara itu, hampir 93 ribu korban telah dievakuasi dari zona gempa di Turki Selatan dan lebih dari 166 ribu personel dikerahkan dalam upaya penyelamatan dan pemberian bantuan.


Di Suriah, lebih dari 3.500 orang dilaporkan tewas. Sedikitnya 870 ribu orang hingga saat ini masih membutuhkan makanan di dua negara itu. PBB mencatat, di Suria saja, gempa menyebabkan 5,3 juta orang kehilangan tempat tinggal.

’’Itu jumlah yang sangat besar dan terjadi pada populasi yang sudah mengalami pengungsian massal,’’ jelas Sivanka Dhanapala, perwakilan Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) di Suriah.

Beberapa staf lokal PBB juga tidur di luar rumah karena khawatir dengan kerusakan struktur rumah mereka. Seluruh regu penyelamat harus berpacu dengan waktu saat melakukan evakuasi.

’’Bagi Suriah, ini adalah krisis di dalam krisis. Kami mengalami guncangan ekonomi, Covid-19, dan saat ini ada di puncak musim dingin dengan badai salju yang mengganas di area-area terdampak,’’ jelas Catharina Boehme, pejabat senior Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mendesak Dewan Keamanan PBB untuk mengesahkan pembukaan titik bantuan kemanusiaan lintas batas baru antara Turki dan Syria. Rencananya, awal pekan depan, dewan akan bertemu untuk membahas hal itu.

Di sisi lain, ekskspresi Mesut Hancer, salah satu korban gempa yang selamat tampak dingin. Dia berjongkok. Tangan kanannya dimasukkan ke saku jaket bagian kanan. Sedangkan tangan kirinya menggenggam jemari seseorang yang berada di balik reruntuhan bangunan.

Jemari itu milik putrinya, Irmakleyla Hancer. Gadis 15 tahun tersebut meregang nyawa di tempat tidurnya saat gempa dahsyat melanda wilayah Kahramanmaras, Turki. Sudah berjam-jam Mesut Hancer menggenggam jemari putrinya itu. Dia tak mau melepasnya meski putrinya telah meninggal.

Pemandangan memilukan itu terekam kamera Adem Altan, fotografer kantor berita AFP. Altan tertegun. Dia tak bisa membandingkan foto yang diambilnya di pagi yang dingin pekan ini dengan puluhan ribu foto yang telah dia potret. Sepanjang 41 tahun mengabdi sebagai jurnalis foto, baru kali ini dia dibuat tak bisa berkata-kata.

’’Ketika saya melihat lebih dekat, saya melihat dia sedang memegang tangan. Jadi, saya mulai mengambil foto,’’ ujar Adem Altan seperti dilansir The Guardian. Belum ada regu penyelamat yang datang saat itu. ’’Ketika mengambil foto, aku sangat sedih. Aku tidak dapat menahan diri untuk tidak menangis. Aku terdiam,’’ kata Adem Altan.

Foto itu diambil dari jarak sekitar 60 meter. Jarak sejauh itu menggambarkan bagaimana sulit dan terjalnya lokasi tersebut. Wajah Irmak tak terlihat. Seluruh tubuhnya tertindih reruntuhan apartemen yang hancur. Hanya tangan Irmak yang terlihat bersih tanpa darah. Foto itu mendapat banyak perhatian dari dunia internasional. ’’Tapi, aku tidak bisa mengatakan aku bahagia. Ini adalah bencana,’’ tuturnya.

Indonesia Kirim Tim SAR ke Turki
Pemerintah Indonesia, Sabtu (11/2) memberangkatkan bantuan kemanusiaan untuk korban gempa di Turki. Sesuai rencana, bantuan tersebut diterbangkan dengan menggunakan dua pesawat Angkatan Udara. Yakni, Boeing-737 dan C-130 Hercules. Seluruh bantuan langsung dikirim ke Kota Adama yang merupakan daerah terdampak gempa.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy melepas bantuan tersebut bersama Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono, dan beberapa pejabat lainnya. ”Kita berangkatkan bantuan tahap pertama yang akan disusul dengan bantuan tahap berikutnya,” ungkap dia kepada awak media kemarin.

Pada bagian lain, Dubes RI untuk Turki Lalu Muhamad Iqbal menemui 123 WNI yang berhasil dievakuasi dari lokasi gempa di Turki. Pertemuan dilangsungkan di kantor KBRI Ankara. ’’Kami pastikan kepada teman-teman sekalian bahwa kami tidak akan berhenti setelah evakuasi,’’ kata Iqbal, Sabtu (11/2).

Dia mengatakan, KBRI akan terus membantu menyelesaikan masalah yang muncul akibat gempa tersebut. Bantuan terus dilakukan hingga para WNI itu bisa kembali hidup normal. Dalam pertemuan tersebut, sejumlah masalah disampaikan langsung oleh para WNI. Di antaranya, masalah logistik. Kemudian, juga ketersediaan pakaian. Pasalnya, saat dievakuasi, mereka hanya membawa pakaian seadanya. Banyak barang pribadi yang hilang.

’’Mulai malam ini (10/2), tim konsuler akan menemui para WNI satu per satu,’’ kata Rahmawati, diplomat senior perlindungan WNI dan kekonsuleran KBRI Ankara. Tujuan pertemuan itu adalah untuk memetakan masalah yang dihadapi masing-masing WNI sekaligus mencari solusinya.

KBRI Ankara sudah memberikan beberapa layanan bantuan. Antara lain, penerbitan paspor baru. WNI juga difasilitasi untuk mendapatkan surat kehilangan dokumen penting. Serta layanan perawatan medis bagi WNI yang mengalami keluhan kesehatan.

Khusus soal layanan pendidikan, Dubes Iqbal dalam waktu dekat akan menemui Dewan Perguruan Tinggi Turki. Tujuannya, penjajakan kemungkinan para mahasiswa yang terdampak gempa tetap melanjutkan studi di universitas negeri lainnya di Turki.

Kontraktor Bangunan Ditangkap
Kepolisian Turki menahan Mehmet Yasar Coskun. Dia adalah kontraktor bangunan yang berusaha melarikan diri ke luar negeri setelah gedung yang dibangunnya ambles saat gempa mengguncang, Senin (6/2).

Dilansir dari kantor berita Anadolu, Mehmet dicokok di Bandara Istanbul pada Jumat (10/2) waktu setempat. Dia ditahan saat hendak bertolak dari Turki ke Montenegro. Banyaknya gedung yang ambruk mencerminkan buruknya kualitas perumahan di Turki. Hal itu pun menyulut emosi warga.

Mehmet diketahui merupakan pemilik Kompleks Renaissance 12 lantai yang terdiri atas 250 apartemen. Lokasinya berada di Distrik Antakya Hatay. Bangunan itu sebelumnya diiklankan sebagai proyek tempat tinggal mewah yang telah mematuhi aspek peraturan bangunan.

Kenyataannya, bangunan itu rata dengan tanah setelah gempa 7,8 SR melanda. Pada Kamis (9/2), menteri kehakiman Turki mengumumkan bahwa penyelidikan yudisial telah dimulai atas bangunan yang runtuh selama gempa. Penyelidikan akan berusaha meminta pertanggungjawaban mereka yang membangun gedung atau memikul tanggung jawab atas keruntuhannya di 10 provinsi yang paling parah terkena dampak.(syn/wan/dee/oni/jpg)

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook