KOLOMBO (RIAUPOS.CO) -- Hal yang ditakutkan akhirnya terjadi. Serangan bom bunuh diri di sejumlah gereja dan hotel bulan lalu memicu konfilk horizontal di Sri Lanka. Puluhan toko, rumah, dan kendaraan milik muslim diserang sekelompok umat Katolik dan Kristen di Negombo, Ahad (5/5).
Gereja Katolik setempat pun segera mengeluarkan imbauan kepada seluruh umat untuk menghentikan kekerasan, Senin (6/5).
‘’Saya menghimbau semua saudara dan saudari Katolik dan Kristen untuk tidak melukai satu pun orang Muslim karena mereka adalah saudara kita, karena mereka adalah bagian dari budaya agama kita,’’ kata Uskup Agung Kolombo, Kardinal Malcolm Ranjith.
‘’Karena itu tolong jangan menyakiti mereka dan mencoba untuk menciptakan semangat pemahaman yang lebih baik dan hubungan baik antara semua komunitas di Sri Lanka,’’ katanya dalam sebuah pesan video ke negara tersebut.
Selama kunjungan ke Negombo di mana dia mengadakan pembicaraan dengan para ulama, sang Kardinal meminta pemerintah untuk menutup bar di kota yang didominasi Katolik tersebut.
‘’Sebagai tindakan sementara, kardinal meminta pemerintah untuk memerintahkan larangan penjualan minuman keras di daerah Negombo,’’ kata jurubicara kardinal, Pastor Edmund Tilakaratne kepada AFP.(rmol/jpg)
Editor: Eko Faizin