Penembakan di Sekolah Kembali Terjadi

Internasional | Kamis, 09 Mei 2019 - 12:08 WIB

Penembakan di Sekolah Kembali Terjadi
DI LUAR SEKOLAH: Anak-anak sekolah berdiri dalam antrean di luar dekat Sekolah STEM selama insiden penembakan di Highlands Ranch, Colorado, AS, Selasa (7/5/2019). (SHREYA NALLAPATI/VIA REUTERS)

COLORADO (RIAUPOS.CO) -- Devon Erickson dan seorang remaja di bawah umur masuk ke STEM School Highlands Ranch, Colorado, AS, Selasa siang (7/5). Tak ada yang curiga sama sekali. Mereka berdua adalah siswa sekolah tersebut.

Begitu sampai di area sekolah menengah, dua orang itu menyebar ke kelas yang berbeda. Dengan sadis, mereka menembaki teman-teman sekolahnya menggunakan pistol yang disembunyikan di kotak gitar.
Baca Juga :Hamas Desak ICC Tuntut Israel Bertanggung Jawab atas Kejahatan Perang dan Genosida di Gaza

’’Dengan sangat menyesal, kami informasikan bahwa seorang siswa STEM School terbunuh.’’ Bunyi pernyataan Kantor Sheriff Douglas County sebagaimana dikutip AFP.

Nama korban tewas belum diidentifikasi, tetapi dipastikan berusia 18 tahun. Beberapa siswa lainnya juga mengalami luka-luka. Delapan siswa di antaranya harus dilarikan ke rumah sakit dan sebagian mengalami kondisi kritis. Korban luka yang paling muda berusia 15 tahun.

Sheriff Tony Spurlock mengungkapkan, penembakan terjadi sebelum pukul 14.00. Sekolah langsung menghubungi polisi begitu penembakan terjadi. Petugas tiba beberapa menit kemudian dan menangkap dua pelaku plus senjata yang mereka pakai.

Sejauh ini belum ada keterangan motif penembakan tersebut dan ada tidaknya siswa tertentu yang menjadi target serangan. Yang jelas, dua pelaku selama ini tak masuk dalam radar polisi. Artinya, mereka bukan siswa dengan latar belakang buruk yang patut dicurigai.

BBC menyebutkan, itulah penembakan masal ke-115 sepanjang tahun ini. Lokasi penembakan hanya berjarak 8 kilometer dari Columbine High School, tempat salah satu penembakan masal yang terjadi pada 20 April 1999. Ketika itu dua siswa menembaki teman-temannya serta mengakibatkan 12 siswa dan 1 guru tewas. Sejak itu perdebatan tentang kepemilikan senjata api bergulir. Namun, hingga 20 tahun berlalu, tak ada perubahan yang signifikan.(sha/c14/dos)

Editor: Eko Faizin









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook