ANKARA (RIAUPOS.CO) – Hingga, Selasa (7/2), gempa di Turki-Suriah telah merenggut lebih dari 5 ribu nyawa. Perinciannya, 3.419 orang di Turki dan 1.581 orang di Suriah. Namun, jumlah korban tewas itu bak gunung es. Masih sementara. Sebab, ada ribuan bangunan yang ambruk terdampak gempa dahsyat Senin (6/2) dini hari itu. Lebih dari separuh bangunan tersebut berupa gedung-gedung bertingkat.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan, jumlah korban jiwa kemungkinan bisa tembus hingga 20 ribu nyawa. Gempa berkekuatan 7,8 magnitudo tersebut termasuk kategori gempa besar. Terlebih, disusul gempa kedua 7,6 magnitudo. Total ada 243 gempa susulan dengan rata-rata berkekuatan 4 magnitudo.
Kepala Institut Pengurangan Risiko dan Bencana di University College London Prof Joanna Faure Walker mengungkapkan, hanya ada dua gempa selama 10 tahun terakhir yang memiliki kekuatan sama. ''Gempa ini terjadi pada dini hari ketika orang-orang sedang berada di dalam rumah dan tidur,'' ujar Walker seperti dikutip BBC.
Bukan hanya kekuatan getaran yang menimbulkan kehancuran besar. Kekuatan dan kekokohan bangunan juga menjadi salah satu faktornya. Pembaca vulkanologi dan komunikasi risiko di University of Portsmouth Dr Carmen Solana menyebut, infrastruktur bangunan yang bertahan di wilayah selatan Turki dan Suriah tidak merata. Kini, proses penyelamatan korban bergantung sepenuhnya pada respons tim evakuasi. ''Pada 24 jam pertama sangat penting untuk menemukan penyintas. Setelah 48 jam, jumlah yang selamat akan berkurang drastis,'' ujarnya.
Di wilayah yang terdampak, tidak pernah terjadi gempa besar selama lebih dari 200 tahun. Tidak ada pula tanda peringatan apa pun. Karena itu, tingkat kesiapsiagaan penduduk lebih rendah dibandingkan wilayah yang sudah terbiasa menghadapi gempa.
Gempa di Turki terjadi karena lempeng Arab yang bergerak ke utara. Bergesekan dengan lempeng Anatolia. Gesekan antarlempeng itu menjadi penyebab gempa bumi yang sangat besar dan merusak. Misalnya, gempa 7,4 magnitudo pada 13 Agustus 1822. Saat itu, kerusakan besar juga terjadi pada kota-kota Turki dan Syria. Tercatat sebanyak 7 ribu orang tewas di Aleppo saja. Gempa susulan yang merusak berlanjut hingga hampir satu tahun.
Karena itu, para pakar pun memperkirakan, gempa susulan yang terjadi di Turki saat ini mungkin juga berlangsung selama beberapa bulan ke depan.(sha/c7/hud/jpg)