JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Pembunuhan terhadap komandan pasukan elite Iran Qasem Soleimani membawa dampak ekonomi bagi seluruh dunia. Yang langsung terpukul adalah harga minyak bumi. Komoditas penting tersebut adalah yang pertama kacau jika negara di Perairan Teluk terus bergejolak.
Wajar saja, Iran merupakan salah satu negara penghasil minyak bumi terbesar di dunia. Dia menyimpan potensi sumber energi minyak dan gas bumi yang nilainya mencapai raturan triliun rupiah.
Dilansir Al-Jazeera, Senin (6/1), salah satu negara mayoritas muslim itu diperkirakan memiliki cadangan minyak hingga 155,6 miliar barel. Apalagi November lalu, mereka menemukan ladang di selatan Khuezestan yang menyimpan cadangan minyak hingga 53 miliar barel.
Presiden Iran Hassan Rouhani mengklaim, temuan ladang seluas 2.400 kilometer persegi dengan kedalaman 260 kaki tersebut telah menambah sepertiga cadangan minyak Iran dari yang ada saat ini. Sebagaimana diketahui, Iran saat ini tercatat sebagai negara keempat pemilik cadangan minyak terbesar dunia, setelah Venezuela, Arab Saudi, dan Kanada.
Selain itu, pada Oktober 2019 lalu, Iran juga menemukan cadangan gas alam baru yang jumlahnya mencapai hampir 400 juta barel kondensat. Nilainya diperkirakan mencapai USD 40 miliar atau setara Rp560 triliun.
Ladang gas tersebut bernama Eram yang berlokasi di Teluk Persia, Barat Daya Provinsi Fars yang memiliki sekitar 19 triliun kaki kubik gas.
Namun sayangnya, potensi sumber alam energi milik Iran ditemukan saat negeri Abang Sam (AS) menjatuhkan sanksi terus-menerus yang bertujuan membatasi program nuklir mereka.
Sebagai informasi, ketegangan antara AS dan Iran sejak tahun lalu kembali mencuat setelah Presiden AS Donald Trump secara sepihak menarik AS dari perjanjian nuklir Iran pada 2015 lalu dengan Eropa dan Tiongkok. Kesepakatan itu terkait penghentian program nuklir Iran dengan imbalan bantuan dari sanksi internasional.
Kemudian, AS menerapkan kembali sanksi untuk menahan ekspor minyak Iran dan mengisolasi perekonomiannya sebagai bagian dari upayanya membangun kesepakatan baru.
Editor: Rinaldi
Sumber: Jawapos.com