KUALA LUMPUR (RIAUPOS.CO) – Para menteri anggota kabinet Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim telah setuju keputusan potong gaji sebesar 20 persen dari gaji bulanan mereka. Hal itu dilakukan demi pemulihan ekonomi.
PM Anwar Ibrahim mengatakan kebijakan itu akan berlanjut hingga perekonomian pulih sepenuhnya. Setelah itu pemotongan gaji akan ditinjau kembali.
“Ini untuk menunjukkan kepedulian pemerintah terhadap warga Malaysia. Kalau (ekonomi) pulih dalam waktu tiga tahun, kami akan meninjau (kebijakan ini) nanti. Saya berterima kasih (para menteri) atas kesediaan mereka berkorban,” ungkap Anwar Ibrahim.
Anwar mengklaim beberapa orang mengatakan tidak heran tidak mengambil gaji perdana menteri, karena ia menjadi menteri keuangan.
“Katanya saya tak ambil gaji karena saya adalah menteri keuangan. Itu tidak benar,” katanya sambil tertawa.
Anwar Ibrahim berjanji konsisten bahwa dia tidak akan mengambil gaji. Anwar juga mengatakan dia telah bertemu dengan taipan Syed Mokhtar al-Bukhary baru-baru ini dan berbicara dengannya tentang monopoli impor beras ke Malaysia. Anwar mengatakan pemerintahnya tidak akan membiarkan politisi untuk mendapatkan kekayaan dengan mudah dari orang miskin lagi.
Kepala Penerangan PKR Fahmi Fadzil, yang kini menjabat Menteri Komunikasi Digital, juga mengatakan tidak akan menerima gaji atau tunjangan jika Pakatan Harapan memenangkan pemilihan. Dia mengatakan langkah-langkah ini bertujuan untuk mengurangi harga telur dan ketergantungan industri pada kartel, sambil memastikan pasokan yang lebih besar di pasar.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman