TEHERAN (RIAUPOS.CO) - Iran memasuki gelombang kedua pandemi corona (Covid-19). Jumplah yang tertular dan yang meninggal terus meningkat hingga kini.
Pemerintah Iran mengumumkan jumlah kasus kematian akibat virus corona yang mencapai 163 orang, Ahad (5/7/2020). Jumlah tersebut merupakan yang tertinggi sejak Februari lalu. Pada Senin sebelumnya, jumlah kematian di Iran akibat Covid-19 sebanyak 162 orang.
Menteri Kesehatan Iran, Sima Sadat Lari, menuturkan akumulasi atau jumlah total kasus kematian Covid-19 sebanyak 11.571.
"Dalam 24 jam terakhir, 2.560 orang telah terkonfirmasi positif virus corona, jumlah total yang terinfeksi menjadi 240.438," kata Lari seperti dilansir AFP dari televisi pemerintah setempat.
Data resmi menunjukkan peningkatan kematian dan konfirmasi kasus baru sejak Iran melaporkan data kasus positif terendahnya dalam dua bulan terakhir yang tercatat pada awal Mei lalu.
Menindaklanjuti bertambahnya kasus positif dan kematian tersebut, pemerintah Iran mewajibkan penerapan protokol kesehatan bagi warganya seperti penggunaan masker di ruang publik demi mencegah penularan virus mematikan tersebut.
Pemerintah Iran sebelumnya juga sudah mewajibkan penggunaan masker ketika menggunakan angkutan umum di negara tersebut. Namun, pemerintah Kota Teheran menyadari hal itu masih kerap dilanggar para pengguna bus dan metro setempat.
Padahal, sejak bulan lalu, pemerintah Iran sudah berkampanye besar-besaran soal pemakaian masker saat keluar rumah. Para pejabat dan pembawa acara televisi selalu mengenakan masker di depan kamera untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.
Oleh sebab itu, Presiden Rouhanni menyatakan peraturan baru yang berlaku ini memerlukan jaminan untuk ditaati para warga demi membendung penyebaran virus yang paling mematikan di Timur Tengah ini.
Berdasarkan data Johns Hopkins University, Iran berada di posisi ke-11 negara dengan kasus Covid-19 terbanyak di dunia, atau di bawah Spanyol dan Italia yang melaporkan lebih dari 250 ribu dan 241 ribu kasus Covid-19 hingga Ahad (5/7) pagi waktu Indonesia.
Sumber: IRNA/CNN/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun