WABAH CORONA

Singapura Semi Lockdown terkait Corona, Pekerja Malaysia Gelisah

Internasional | Senin, 06 April 2020 - 23:30 WIB

Singapura Semi Lockdown terkait Corona, Pekerja Malaysia Gelisah
Pekerja Malaysia di Singapura gelisah setelah Singapura ditetapkan semi lockdown. (THE STAR/ASIA NEWS NETWORK)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Singapura mengumumkan langkah-langkah yang jauh lebih ketat untuk mengatasi pandemi virus corona (Covid-19). Singapura akan menutup dan membatasi semua kegiatan di negaranya mulai Selasa (7/4). Tentu itu memberi dampak pada sektor bisnis, termasuk para pekerja asal Malaysia.

Semua kantor harus tutup kecuali layanan publik. Restoran juga demikian. Akuntan Khoo Yin Ting (29), asal Malaysia, mengatakan dia akan tetap tinggal di Singapura dan berharap yang terbaik.


"Bahkan jika tempat kerja saya tidak beroperasi selama periode satu bulan, saya ragu akan kembali ke Malaysia. Ini karena saat kembali ke Malaysia, saya harus menjalani karantina 14 hari, dan ketika saya kembali ke Singapura, saya mungkin akan diganjar dengan karantina lain," katanya seperti dilansir dari AsiaOne, Senin (6/4).

Petugas keamanan S Sathia (45) yang memilih untuk tetap tinggal di Johor ketika Malaysia mengumumkan perintah kawalan pergerakan, justru menjadi semakin sulit. Dia ingin kembali ke Singapura.

"Tetapi dengan langkah-langkah baru diumumkan di Singapura, akan lebih sulit untuk kembali. Saya harus lebih lama tanpa penghasilan," kata Sathia.

Seorang pekerja pabrik di Singapura, Zaki (37), mengatakan langkah terbaru Singapura membuat tempatnya bekerja di pabrik elektronik dalam bahaya. Dia mengatakan banyak orang Malaysia yang bekerja di Singapura tidak berdaya karena perusahaan mengambil langkah-langkah pemotongan biaya, termasuk penghematan.

"Saya tidak tahu apakah saya akan memiliki pekerjaan setelah ini karena keputusan Singapura untuk memperketat prosedurnya," katanya.

Sementara itu, warga Singapura, Mohd Fahmy Rahman (35) yang bekerja sebagai asisten kepala koki, mengatakan ada 14 orang Malaysia yang dipekerjakan di restoran tempatnya bekerja. Dia mengatakan salah satu keputusan yang diumumkan oleh pemerintah Singapura adalah memungkinkan gerai makanan hanya diperbolehkan memesan takeaway atau dibawa pulang.

"Kami akan kehilangan cukup banyak pendapatan. Para pekerja Malaysia memutuskan untuk berada di Singapura tetapi biaya hidup di Singapura sangat mahal. Hanya sewa kamar saja harganya mencapai 500 Dolar Amerika (AS)," katanya.

Seperti diketahui, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong mengumumkan bahwa sebagian besar tempat kerja akan ditutup mulai Selasa (7/4) dan semua sekolah akan pindah ke pembelajaran berbasis rumah sehari penuh. Dia mengatakan kecuali untuk sektor ekonomi utama dan layanan penting seperti restoran, pasar, supermarket, klinik, rumah sakit, utilitas, transportasi, dan bank. Semua tempat kerja lainnya akan ditutup selama sebulan.

Sementara itu anggota parlemen Johor Baru Akmal Nasir mendesak pemerintah Malaysia untuk mengizinkan warga Malaysia di Singapura kembali mengikuti keputusan terakhir di Singapura. Dia mengatakan keputusan itu akan memengaruhi warga Malaysia di negara itu yang tidak akan bisa bekerja.

"Namun, mereka yang kembali ke Malaysia harus melalui proses penyaringan yang ketat dan karantina wajib selama 14 hari di pusat-pusat yang didirikan oleh pemerintah," tegas Akmal Nasir.

"Jika ada pusat karantina yang tidak mencukupi, pemerintah harus melihat aset lain, termasuk aula perkumpulan dan sekolah, untuk digunakan sebagai pusat karantina baru," imbuhnya.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook