WABAH CORONA BELUM USAI

Iran Kembali Izinkan Warganya Bekerja

Internasional | Senin, 06 April 2020 - 00:21 WIB

Iran Kembali Izinkan Warganya Bekerja
Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan, kegiatan-kegiatan ekonomi yang berisiko kecil akan dimulai lagi pada 11 April mendatang. (AFP)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Republik Islam Iran menjadi negara di luar Asia yang angka kematian akibat wabah coronaya tertinggi. Tanda-tanda bakal akan mereda dalam waktu dekat pun masih belum ada. Meski begitu, pemerintah republik Islam itu nekat mengizinkan kegiatan perekonomian bergulir pekan depan.

Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan, kegiatan-kegiatan ekonomi yang berisiko kecil akan dimulai kembali pada 11 April mendatang. Pemerintah khawatir bahwa langkah-langkah untuk membatasi pergerakan masyarakat untuk membendung penyebaran bisa menghancurkan ekonomi Iran.


"Di bawah pengawasan kementerian kesehatan, semua kegiatan ekonomi yang berisiko kecil akan kembali diadakan mulai Sabtu, kecuali di Tehran," kata Rouhani dalam rapat yang disiarkan televisi.

Republik Islam Iran merupakan negara di Timur Tengah yang paling parah terdampak virus corona. Dari 55 ribu lebih kasus infeksi positif di negara tersebut, sebanyak 3.452 berakhir dengan kematian.

"Dua pertiga dari seluruh pegawai pemerintah mulai Sabtu akan bekerja di kantor. Keputusan itu tidak berlawanan dengan anjuran untuk berada di rumah, seperti yang telah disampaikan otoritas kesehatan," ucap Rouhani.

Bahkan, Rouhani tidak memberikan keterangan rinci soal apa yang ia maksud dengan kegiatan berisiko kecil. Para pejabat Iran telah berulang kali mengeluh bahwa banyak warga yang tidak mengindahkan permintaan untuk tetap berada di rumah dan tidak bepergian dalam rangka liburan Tahun Baru, yang dimulai pada 20 Maret.

"Otoritas kesehatan sejak itu telah memperingatkan kemunculan gelombang baru penularan virus corona di Iran," imbuhnya.

Sebelumnya, Pemerintah Iran mengumumkan penerapan kebijakan social distancing selama sepekan untuk mencegah penularan virus corona yang telah membunuh lebih dari 2 ribu orang di republik Islam tersebut.

Kebijakan ini bertujuan untuk mengurangi kontak langsung, menghentikan acara-acara pertemuan, dan menghindari pergerakan massa yang tidak perlu.

Seperti dilaporkan kantor berita IRNA, Kamis (26/3), semua sekolah, universitas, pusat perbelanjaan, taman, kolam renang, dan pusat hiburan akan ditutup.

Selain itu, pembatasan lebih lanjut akan diterapkan pada perjalanan antarkota melalui udara, kereta, dan bus. Rencana tersebut dapat diperpanjang lebih lanjut jika pihak berwenang merasa perlu.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook