GAZA CITY (RIAUPOS.CO) - Tak ada tempat aman di Gaza. Israel kini memperluas serangan daratnya ke seluruh wilayah Gaza tanpa terkecuali. Semua area dianggap sebagai zona perang. Senin (4/12) puluhan tank Israel, kendaraan lapis baja pengangkut personel, dan buldoser dilaporkan telah memasuki sisi selatan Jalur Gaza dekat Khan Younis.
’’Mereka memblokade jalan Salah al-Din di kedua sisi serta memotong jalan antara Deir al-Balah dan Khan Younis. Mereka menembakkan senapan dan peluru tank ke mobil dan orang-orang yang mencoba melewati daerah itu,’’ ujar Moaz Mohammed, salah seorang penduduk.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengklaim telah mengebom 200 titik. Mereka menjatuhkan bom di beberapa daerah tempat pengungsi Palestina berlindung di dekat Gaza City, termasuk sekolah Salah ud-Din, sebuah gedung dekat RS Baptis, dan lapangan yang ramai. Salah satu yang jadi korban serangan IDF adalah area Shujayea di sebelah timur Gaza City. Lebih dari 50 rumah hancur.
Di Rafah, pengeboman Ahad (3/12) malam telah menyebabkan lubang seukuran lapangan basket. Kaki seorang balita yang telanjang dan bercelana panjang hitam menyembul dari bawah tumpukan puing.
Penduduk yang selamat berjuang mengevakuasi jenazah bocah malang itu.
’’Mereka (Israel, red) berkata pada Anda bahwa wilayah ini aman. Namun, tidak ada wilayah yang aman di seluruh Jalur Gaza. Itu semua adalah kebohongan dan manipulasi,’’ ujar Salah al-Arja, penduduk Rafah yang rumahnya hancur akibat bom IDF.
Sejak serangan 7 Oktober, lebih dari 300 ribu rumah penduduk dihancurkan IDF. Itu setara dengan lebih dari 60 persen jumlah rumah di Jalur Gaza. Korban tewas mencapai 15.523 orang, dengan 6.600 di antaranya anak-anak. Sekitar 6.800 orang juga dilaporkan hilang tertimbun di balik reruntuhan. Organisasi Buruh Internasional (ILO) juga memperkirakan bahwa 400 ribu warga di Jalur Gaza maupun Tepi Barat telah kehilangan pekerjaan.
Seluruh rumah sakit yang masih beroperasi kini dibanjiri korban luka maupun mayat imbas IDF. Namun, seluruh RS itu tak bisa memberikan bantuan apa pun kepada para korban.
’’Semua peralatan medis kami dihancurkan oleh tentara pendudukan Israel,’’ ujar Dirjen Kementerian Kesehatan Gaza Munir al-Bursh, seperti dikutip Al Jazeera.
Jubir Kementerian Kesehatan Ashraf al-Qudra menuduh Israel sengaja menyerang RS agar tidak berfungsi lagi. Saat ini hanya 9 di antara 35 RS di Gaza yang masih berfungsi. ’’Tingkat penderitaan manusia (di Gaza) tidak dapat ditoleransi,’’ ujar Ketua Komite Palang Merah Internasional (ICRC) Mirjana Spoljaric Egger ketika mengunjungi wilayah terdampak, seperti dikutip The Guardian.
Sementara itu, Pengadilan Belanda melakukan dengar pendapat kasus yang mendakwa negara tersebut terlibat dalam kejahatan perang di Gaza. Itu karena mereka memasok komponen suku cadang untuk pesawat pengebom Israel F-35. Yang mengajukan gugatan adalah Amnesty International dan Oxfam cabang Belanda.
’’Belanda berkontribusi terhadap pelanggaran hukum humaniter skala besar dan serius yang dilakukan Israel di Gaza,’’ bunyi pernyataan penggugat. Keputusan sidang diharapkan terbit dalam dua pekan.(sha/c18/bay/jpg)