KIEV (RIAUPOS.CO) – Intelijen Amerika Serikat (AS) mengungkapkan perang Rusia dan Ukraina bakal melambat selama musim dingin. Meski begitu, perang dipastikan akan tetap berlanjut.
“Pertempuran di Ukraina telah melambat dan ini kemungkinan akan berlanjut di bulan-bulan musim dingin mendatang,” kata badan intelijen AS seperti dilansir dari BBC, Ahad (4/12/2022).
“Namun, sampai saat ini belum ada bukti memudarnya perlawanan dari pihak pasukan Ukraina,” kata Direktur Intelijen AS Avril Haines.
Avril juga mengatakan, kedua belah pihak akan mencoba untuk mempersiapkan, memasok, dan menyusun kembali setiap serangan balasan di musim semi. Ancaman itu menyusul serangan Rusia terhadap infrastruktur energi Ukraina.
Perang di Ukraina sekarang memasuki bulan kesembilan. Haines mengatakan kepada forum pertahanan di California bahwa sebagian besar pertempuran saat ini terjadi di sekitar wilayah Bakhmut dan Donetsk di timur Ukraina.
“Kami melihat semacam penurunan tempo konflik, itu mungkin yang akan kami lihat dalam beberapa bulan mendatang,” kata Avril.
Avril juga mengatakan militer Ukraina dan Rusia akan bersiap untuk serangan balasan setelah musim dingin. Haines mengatakan intelijen AS yakin Presiden Rusia Vladimir Putin sedang mengalami kesulitan pasukan militer.
“Kami melihat (Rusia) kekurangan amunisi, masalah pasokan, logistik, serangkaian kekhawatiran yang mereka hadapi,” jelasnya.
Namun, analis di Institute for the Study of War (ISW) melukiskan gambaran yang berbeda dalam ulasan harian, mempertanyakan apakah kondisi musim dingin justru dapat memungkinkan laju operasi yang lebih tinggi.
Lembaga tersebut mengutip komentar Serhiy Haidai, gubernur regional Ukraina di Luhansk, yang mengamati bahwa cuaca di wilayah timur Donbas berubah saat kondisi musim dingin tiba. Sebelumnya, ISW telah menegaskan bahwa operasi di Donbas tidak mungkin melambat meski kondisi musim dingin.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman