Terjebak dalam Konflik AS-Cina, Penjualan Chip Korsel Anjlok

Internasional | Minggu, 05 Februari 2023 - 04:00 WIB

Terjebak dalam Konflik AS-Cina, Penjualan Chip Korsel Anjlok
Ilustrasi: Perang dagang AS-Cina menjadi salah satu penyebab kelangkaan chip dunia. (ZDNET)

SEOUL (RIAUPOS.CO) – Korea Selatan (Korsel) disebut menjadi korban dilema geo-politik dari perang dagang Amerika Serikat (AS) dan Cina. Korsel ditekan oleh Amerika untuk mengekang ekspor semikonduktornya ke Cina dan menyebabkan situasi mereka jadi serba salah dan berimbas pada kinerja yang buruk di sektor tersebut.

Cina adalah pasar semikonduktor terbesar di dunia dan mitra dagang terbesar Korea Selatan. Namun karena AS meningkatkan tekanan pada Perang Chip, Korea Selatan kehilangan hampir 50 persen pendapatannya dari penjualan ke Cina. Mengingat pentingnya Cina sebagai pasar chip Korsel, pada tahun 2021 dilaporkan bahwa pendapatan semikonduktor sekitar USD 50 miliar berasal dari Tiongkok. Ini menyumbang lebih dari 39 persen ekspor semikonduktor Korea Selatan.


Namun, di bawah pembatasan yang semakin meningkat dari AS, dilansir via GlobalTimes, Korea Selatan melaporkan kerugian total ekspor sebesar 16,6 persen YoY. Pendapatan semikonduktor, yang merupakan barang yang paling banyak diekspor negara itu dikabarkan turun 44,5 persen.

Pada tahun 2022 meskipun total ekspor Korea tumbuh sebesar 6,1 persen, pengiriman ke Tiongkok, mitra dagang utama negara tersebut, mengalami penurunan sebesar 4,4 persen. Harga komponen semikonduktor inti seperti DRAM, NAND, dan chip memori anjlok karena permintaan melemah dan simpanan menumpuk, yang sangat merusak industri.

Perusahaan semikonduktor Korea Selatan seperti Samsung dan SK Hynix juga diprediksi kehilangan lebih banyak dalam perang ini, karena mereka tidak hanya menghadapi penurunan besar dalam pendapatan ekspor mereka tetapi juga pengurangan produksi di pabrik Cina mereka.

Perusahaan-perusahaan ini mengimpor berbagai bahan, teknologi, dan peralatan ke Cina untuk memproduksi chip. Lebih dari 50 persen di antaranya kemudian dijual ke pelanggan Cinajuga.

Dengan sanksi ekspor semikonduktor yang baru diberlakukan, perusahaan Korsel ini tidak akan dapat mengimpor apa pun yang diperlukan untuk pembuatan chip ke Cina, yang akan menyebabkan penurunan produksi dan hilangnya bisnis.

Diketahui, Seoul sejauh ini abstain mengambil sikap tegas dalam perang teknologi AS-Cina. Pertempuran semikonduktor yang dimulai dengan US Chips and Science Act telah menyebabkan sanksi global terhadap ekspor chip ke Cina. Negara-negara seperti Jepang, Belanda, Taiwan, dll telah bergabung dengan AS.

Sekarang tekanan ada pada Korea Selatan untuk mengikutinya. Kementerian Korea Selatan mengatakan bahwa larangan tersebut merupakan beban yang tidak dapat mereka hindari. Meskipun Korea Selatan akan kehilangan mitra dagang terbesarnya, mungkin masih harus pergi dengan AS karena Amerika memegang paten untuk beberapa teknologi utama yang digunakan oleh perusahaan Korea.

Korea Selatan sekarang menghadapi keputusan terbesar apakah akan memilih teknologi AS atau pasar Tiongkok. Namun mengingat ketegangan geopolitik dengan Korea Utara, Seoul tidak mampu kehilangan AS yang merupakan sekutu militer utamanya.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: Edwar Yaman

 

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook