Kecelakaan Kereta di India, Korban Tewas Mencapai 288 Orang

Internasional | Minggu, 04 Juni 2023 - 10:27 WIB

Kecelakaan Kereta di India, Korban Tewas Mencapai 288 Orang
Gerbong kereta hancur dan keluar jalur usai bertabrakan di Balasore, Odisha, India Timur, Sabtu (3/6/2023). (DIBYANGSHU SARKAR/AFP)

ODISHA (RIAUPOS.CO) - Insiden kecelakaan kereta terjadi di wilayah Timur Odisha, India Jumat (2/6) waktu setempat. Akibat kecelakaan maut tersebut, dilaporkan korban penumpang tewas mencapai 288 orang dan ratusan lainnya mengalami luka parah.

Dilansir dari BBC, Sabtu (3/6), setidaknya 288 orang tewas dan 650 lainnya luka-luka dalam kecelakaan yang melibatkan tiga kereta api di negara bagian Odisha, India timur.


Satu kereta penumpang tergelincir dan gerbongnya jatuh ke jalur yang berdekatan. Kemudian ditabrak oleh kereta yang masuk dari jalur lainnya pada Jumat (2/6) malam. Korban tewas diperkirakan akan bertambah, karena banyak yang masih terjebak di reruntuhan.

Penyebab kecelakaan kereta terburuk di India abad ini masih belum jelas. Para pejabat mengatakan beberapa gerbong dari Shalimar-Chennai Coromandel Express tergelincir sekitar pukul 19:00 (13:30 GMT) di distrik Balasore, menabrak kereta barang yang tengah stasioner dan beberapa gerbongnya berakhir di jalur yang berlawanan.

Kereta lain, Howrah Superfast Express yang melaju dari arah Yesvantpur ke Howrah, kemudian menabrak gerbong yang terbalik tadi. “Tabrakan keras telah mengakibatkan beberapa gerbong hancur. Kami berusaha menembus reruntuhan untuk menjangkau penumpang. Kami juga harus berhati-hati agar tidak melukai mereka yang masih hidup,” kata Atul Karwal, kepala bagian Pasukan Tanggap Bencana Nasional (NDRF) mengatakan kepada kantor berita ANI.

Dia mengatakan ini adalah kecelakaan paling mematikan ketiga dalam sejarah perkeretaapian India. Lebih dari 200 ambulans dan ratusan dokter, perawat, dan personel penyelamat dikirim ke tempat kejadian, kata kepala sekretaris negara bagian Pradeep Jena.

Sudhanshu Sarangi, direktur jenderal Dinas Pemadam Kebakaran Odisha, sebelumnya mengatakan bahwa terkini, 288 orang dinyatakan tewas. Menteri Perkeretaapian Ashwini Vaishnaw berada di lokasi kecelakaan dan Perdana Menteri Narendra Modi diperkirakan akan mengunjungi korban luka di rumah sakit pada Sabtu (3/6) malam.

Penyebab kecelakaan tersebut masih belum jelas. Namun demikian, Menteri Perkeretaapian India Ashwini Vaishnaw mengatakan kepada wartawan, Sabtu (3/6) bahwa penyelidikan tingkat tinggi telah diperintahkan atas tabrakan tersebut.

Sementara itu, berbicara kepada wartawan, Narendra Singh Bundela, Inspektur Jenderal Operasi di Pasukan Tanggap Bencana Nasional (NDRP), mengatakan tim telah menyelamatkan penumpang yang ditemukan hidup di lokasi, tetapi banyak mayat masih berada di bawah gerbong.

“Kereta itu sangat berat dan merupakan tugas yang sulit untuk memindahkannya dan mengidentifikasi mayat,” kata Bundela menambahkan 17 gerbong anjlok dan rusak parah.

Terkait dengan insiden tersebut, banyak pihak mempertanyakan kualitas dan kelayakan infrastruktur perkeretaapian di India. Diketahui juga kalah kereta api menjadi salah satu sarana transportasi penting di India.

Kereta api di India melayani 13 juta penumpang setiap hari. Pemerintah India baru-baru ini menginvestasikan banyak uang untuk meningkatkan jalur kereta api setelah selama bertahun-tahun infrastruktur tersebut rusak dan kurang terawat.

Dilansir dari CNBCTV18, Indian Railways telah mengkonfirmasi bahwa tidak ada sistem Kavach pada rute tersebut yang dapat membantu menghentikan tabrakan antara gerbong Coromandel Express yang tergelincir dan Yeshwantpur-Howrah Express di dekat stasiun kereta api Bahanaga.

Sebagai informasi, Kavach, yang berarti baju besi, merupakan sebuah sistem anti-tabrakan yang dikembangkan oleh Organisasi Desain dan Standar Penelitian (RDSO) untuk mencapai tujuan “nol kecelakaan”. Menurut pihak perkeretaapian, ini adalah sistem perlindungan tabrakan kereta api otomatis yang paling murah.

 Kavach adalah kumpulan gadget elektronik dan sistem Identifikasi Frekuensi Radio (RFID) yang dipasang di lokomotif, sistem pensinyalan, dan trek. Komponen-komponen ini berkomunikasi menggunakan frekuensi radio ultra-tinggi.

Sistem ini memungkinkan mereka untuk mengontrol rem kereta dan memberi peringatan kepada pengemudi berdasarkan logika yang telah diprogram sebelumnya. Sistem ini menggabungkan fitur-fitur utama dari sistem keselamatan sukses lainnya seperti Sistem Perlindungan dan Peringatan Kereta Eropa, serta Perangkat Anti-Tabrakan asli.(jpg)

Khususnya, Kavach mematuhi standar Safety Integrity Level (SIL) 4 yang ketat, memastikan tingkat keamanan dan keandalan tertinggi. Juru bicara Kereta Api India Amitabh Sharma pada hari Sabtu mengungkapkan bahwa sistem antitabrakan kereta ‘Kavach’ tidak tersedia di rute tersebut.

Peristiwa malang ini telah menghidupkan kembali perdebatan tentang perlunya sistem keselamatan canggih seperti Kavach. Menurut pejabat kereta api, sementara penyebab pasti kecelakaan itu masih belum jelas, laporan awal menunjukkan kemungkinan kegagalan sinyal.

Hasilnya, Indian Railways mempercepat rencananya untuk memasang sistem Kavach di seluruh jaringannya, terutama di rute dengan kepadatan tinggi, untuk memastikan operasi yang lebih aman.(jpg)

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook