Prancis Rusuh, Nenek Nahel Marzouk: Mereka yang Menyerang Polisi Harus Dihukum

Internasional | Senin, 03 Juli 2023 - 23:16 WIB

Prancis Rusuh, Nenek Nahel Marzouk: Mereka yang Menyerang Polisi Harus Dihukum
Nenek Nahel Marzouk berbicara tentang kerusuhan di Prancis.  (BFMTV)

MARSEILLE (RIAUPOS.CO) – Prancis masih memanas. Pengunjuk rasa bentrok dengan polisi hingga Ahad (2/7) dini hari. Mereka bahkan menyerang rumah wali kota dan membakar mobil. Kerusuhan dipicu kematian seorang remaja bernama Nahel Merzouk yang ditembak polisi lantaran dianggap melanggar lalu lintas.

Terkait situasi tersebut, nenek dari Nahel Marzouk bernama Nadia, meminta agar demonstrasi bisa reda sehingga kondisi kembali tenang. Nahel Marzouk meninggal pada Selasa lalu di dekat stasiun RER Nanterre-Préfecture. Insiden terjadi selama pemeriksaan mobil sewaan yang dia kendarai dan dilakukan dua polisi. Salah satu petugas menembaki Nahel dari jarak dekat yang mengenai dadanya secara fatal.


Pelaku penembakan membenarkan tindakannya dengan alasan penolakan Nahel untuk mentaati aturan. Tapi, sebuah video amatir justru menunjukkan fakta yang berbeda dari pengakuannya. Hal itu memicu kerusuhan terburuk yang pernah terjadi Prancis selama bertahun-tahun.

Sejak Selasa, banyak anak muda kelas pekerja di seluruh negeri melampiaskan kemarahan mereka kepada polisi. Mereka bentrok dengan polisi, menjarah toko, dan menggeledah gedung-gedung publik.

 

Saat berbicara di saluran berita Perancis BFM TV, Nadia menegaskan agar kerusuhan segera berhenti.

“Orang-orang yang merusuh, saya meminta mereka untuk berhenti! Jangan biarkan mereka merusak sekolah-sekolah dan bis,” kata Nadia, nenek Nahel.

Nadia mengaku menyimpan rasa sakit hati kepada polisi yang telah membuat cucunya meninggal. Namun, bukan berarti semua polisi menjadi sasaran.

“Saya marah kepada dua polisi itu, karena ada dua orang yang memukul kepala cucu saya dengan dua popor senapan, dan ada yang menembak tepat di jantung," kata Nadia.

"Mereka telah mengambil nyawa cucuku," imbuhnya.

Nadia mengatakan hanya menyalahkan satu petugas polisi yang membunuh cucunya, dan tidak menyimpan perasaan buruk terhadap polisi secara keseluruhan.

"Hati saya sakit. Dia (polisi) mengambil nyawa cucu saya. Pria itu harus membayarnya. Tapi, mereka yang melanggar hukum dan memukuli petugas polisi juga akan dihukum. Saya percaya pada keadilan. Saya percaya pada keadilan," pungkas Nadia.

Sumber: Jawapos.com
EditorL Edwar Yaman

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook