HONGKONG (RIAUPOS.CO) - Seorang pengunjuk rasa Hongkong dalam kondisi kritis usai terkena tembakan peluru tajam pada bagian dada yang dilepaskan polisi, Selasa (1/10). Insiden itu terjadi saat demonstran Hongkong melakukan unjuk rasa saat Tiongkok merayakan hari jadi yang ke-70 tahun. Unjuk rasa dilakukan di sejumlah wilayah, salah satunya di Tsuen Wan.
Dari video yang beredar dan dipublikasikan oleh TV Kampurs Universitas Hongkong, terlihat seorang pengunjuk rasa ditembak dari jarak dekat dengan pistol saat terjadi bentrokan antara demonstran dan polisi.
Pengunjuk rasa tersebut tergelatak dan kemudian diberi masker oksigen oleh paramedis di tempat kejadian dan kemudian dirawat di rumah sakit. Media setempat melaporkan dia dibawa ke Rumah Sakit Princess Margaret. Dalam video yang beredar, dia masih sempat berucap “Dadaku benar-benar sakit.”
Ini menjadi kejadian pertama demonstran ditembak secara langsung dengan peluru tajam selama gelombang unjuk rasa di Hongkong. Sebelum insiden itu terjadi, pihak kepolisian juga telah melepaskan tembakan peringatan di wilayah Yau Ma Tei dan Wong Tai Sin pada hari yang sama. Petugas kepolisian terpaksa melakukan tindakan represif setelah gelombang unjuk rasa pada Selasa (1/10) tak terkendali.
Pada pukul 4:30 sore waktu setempat, polisi menembakkan gas air mata di enam distrik untuk membubarkan pengunjuk rasa yakni di Wong Tai Sin, Tsuen Wan, Shatin, Tuen Mun, Tsim Sha Tsui, dan Admiralty. Polisi terpaksa menembakkan gas air mata setelah dilempar bom molotov oleh pengunjuk rasa. Tak hanya molotov, di persimpangan antara Nathan Road dan Waterloo Road, pengunjuk rasa menyerang polisi dengan bambu. Polisi membalas dengan dua kali tembakan peringatan dan menembakkan gas air mata.
Unjuk rasa kembali meluas di Hongkong bertepatan dengan peringatan 70 tahun berdirinya Tiongkok. Hongkongers – sebutan demonstran Hongkong – memang telah merencanakan untuk turun ke jalan saat Tiongkok menggelar perayaan tersebut. Tentunya ini bakal menjadi evaluasi Tiongkok yang menegaskan bahwa Hongkong sepenuhnya masih menjadi milik mereka.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman