INTERNASIONAL

Kunjungan Jokowi ke Rusia-Ukraina Bisa Turunkan Tensi Geopolitik Dunia

Internasional | Sabtu, 02 Juli 2022 - 04:00 WIB

Kunjungan Jokowi ke Rusia-Ukraina Bisa Turunkan Tensi Geopolitik Dunia
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyambut Jokowi di depan Istana Maryinsky, Kiev. (SETPRES)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah melakukan kunjungan ke Ukraina dan Rusia, dalam rangka membawa misi perdamaian dunia. Kumjungan kerja itu mendapat apresiasi dari sejumlah pihak, salah satunya Ketua Umum DPP GMNI Arjuna Putra Aldino.

Arjuna menilai, kunjungan Presiden Jokowi ke Ukraina dan Rusia bisa menurunkan tensi geopolitik global yang sedang memanas. Dia menyebut, meningkatnya tensi geopolitik bisa berdampak buruk pada perekonomian global.


’’Tentu misi besarnya adalah ikut melaksanakan ketertiban dunia dan perdamaian abadi sesuai mandat konstitusi. Namun jangka pendeknya, bisa menurunkan tensi geopolitik, terbuka jalan diplomasi,” kata Arjuna dalam keterangan tertulis, Jumat (1/7/2022).

Langkah Presiden Jokowi, lanjut Arjuna, bisa menjadi model penyelesaian alternatif di tengah kebuntuan dunia menyelesaikan konflik Rusia-Ukraina yang hanya dipenuhi oleh sanksi dan bantuan persenjataan yang justru membuat kondisi semakin kacau.

’’Langkah Presiden Jokowi bisa menjadi alternatif baru, memecah kebuntuan ditengah PBB dan dunia hanya bisa memberikan sangsi, kecaman dan bantuan senjata yang berakhir kontraproduktif,” ucap Arjuna.

Arjuna juga berpendapat, sikap Presiden Jokowi juga bisa menjadi contoh bagi PBB dan negara-negara lain di dunia, yaitu mengambil posisi politik bebas aktif. Karena hingga saat ini, tidak ada negara yang mengambil posisi seperti Presiden Jokowi.

’’PBB harus mencontoh Presiden Jokowi. Bukan perkara berhasil atau tidak misi perdamaian tersebut. Tapi paling tidak menurunkan tensi geopolitik sehingga ekonomi global tidak terus bergejolak akibat konflik yang terus memanas”, tutur Arjuna

Arjuna pun menilai, untuk mendamaikan kedua negara Presiden Jokowi tidak bisa sendirian. Tentu harus melibatkan negara-negara kuat lainnya, seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Tiongkok, untuk ikut mewujudkan perdamaian kedua negara.

’’Tapi langkah Presiden Jokowi bisa menjadi motor penggerak, itu poin pentingnya,” tegas Arjuna.

Sumber: Jawapos.com

 

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook