KUALA LUMPUR (RIAUPOS.CO) – Guncangan dalam pemerintahan Perdana Menteri (PM) Malaysia Najib Razak (62) kembali terjadi. Mantan PM Malaysia Mahathir Mohamad (90), kemarin (4/3/2016), para pimpinan partai-partai oposisi, organisasi-organisasi antipemerintah, serta beberapa petinggi partai Organisasi Nasional Malaysia Bersatu (UMNO) bergabung dan menyerukan penurunan Najib dari posisinya saat ini.
"Kami menyerukan kepada seluruh penduduk Malaysia, tanpa mengenal ras, agama, situasi politik, keyakinan, maupun golongan partainya, tua maupun muda, untuk bergabung bersama kami dalam menyelamatkan Malaysia dari pemerintahan yang dipimpin oleh Najib Razak," kata Mahathir membaca pernyataan bersama dalam konferensi pers di Kuala Lumpur kemarin.
Tercatat, 58 tokoh maupun organisasi di Malaysia ikut menandatangani pernyataan tersebut. Aliansi itu merupakan sejarah baru. Sebab, selama ini para petinggi UMNO dan oposisi jarang sekali akur apalagi bersama dalam satu kelompok.
Aliansi tersebut, jelas Mahathir, bukan tentang bergabung dengan oposisi ataupun kelompok-kelompok yang lain. Namun, itu mengenai warga negara yang bersama-sama dalam satu kesatuan. Mantan Wakil PM Muhyiddin Yassin juga tampak ikut dalam konferensi pers tersebut. Tahun lalu, dia didepak dari jabatannya oleh Najib setelah secara terbuka mempertanyakan skandal korupsi 1MDB.