KONFLIK NARGORNO-KARABAKH

Karabakh Terus Memanas, Azerbaijan Tak Akan Hentikan Perang Sebelum Armenia Pergi

Internasional | Kamis, 01 Oktober 2020 - 17:02 WIB

Karabakh Terus Memanas, Azerbaijan Tak Akan Hentikan Perang Sebelum Armenia Pergi
Peta Armenia, Nagorno-Karabakh, dan Azerbaijan. (ABC NEWS)

BAKU (RIAUPOS.CO)- Azerbaijan berjanji tak akan menghentikan aksi militer terhadap separatis Armenia terkait konflik di Nagorno-Karabakh, sampai semua tentaranya menarik diri dari wilayah objek sengketa tersebut.

Kementerian Luar Negeri Azerbaijan merilis pernyataan itu di tengah perang yang berkecamuk di Karabakh yang menjadi sumber sengketa. Negeri kecil di perbatasan kedua negara tersebut setelah Uni Soviet runtuh diakui dunia dimiliki Azerbaijan. Namun mayoritas suku Armenia yang tinggal di sana memilih merdeka atau bergabung dengan Armenia. 


Ditengarai, Turki yang memeliki sejarah buruk dengan Armenia, membantu Azerbaijan untuk memebaskan Karabakh. Namun Turki menolak dituding tentang hal itu.

"Azerbaijan bertekad melanjutkan operasi serangan balasan sampai kedaulatan dan integritas teritorial pulih sepenuhnya, kami melihat pasukan Armenia dengan jelas meninggalkan wilayah Azerbaijan," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Azerbaijan, mengutip pernyataan utusannya di Organisasi Kerja Sama Keamanan Eropa yang memediasi kesepakatan perdamaian dengan Armenia, dikutip dari AFP, Rabu (30/9/2020).

Pasukan Armenia dan Azerbaijan terlibat pertempuran selama bertahun-tahun di Karabakh. Namun sejak tahun 2005 perang tersebut berhenti karena perjanjian gencatan senjata. Tetapi pihak Azerbaijan kembali menyerang dengan alasan mengambil wilayah mereka.

Deklarasi kemerdekaan Karabakh dari Azerbaijan memicu perang di awal 1990-an atau bersamaan dengan runtuhnya Uni Soviet yang merenggut lebih dari 30.000 nyawa. Namun Karabakh belum diakui sebagai negara merdeka oleh pihak mana pun, termasuk Armenia.

Konflik terbaru pecah sejak Ahad (27/9/2020). Hingga Rabu, hampir 100 orang tewas dari kedua pihak, termasuk warga sipil. Namun korban terbanyak berada di pihak separatis Armenia.

"Kami hanya punya satu syarat, angkatan bersenjata Armenia tanpa syarat sepenuhnya harus dan segera meninggalkan tanah kami," kata Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev, dalam pidato yang disiarkan televisi.

"Jika Pemerintah Armenia memenuhi permintaan tersebut, pertempuran dan pertumpahan darah akan berakhir dan perdamaian akan dibangun di wilayah tersebut," ujarnya, menegaskan.

Armenia dan Azerbaijan menolak seruan internasional untuk menghentikan pertempuran dan bernegosiasi. Dunia internasional mendesak kedua pihak menyepakati gencatan senjata seiring meningkatnya kekhawatiran bahwa konflik bisa meningkat menjadi perang habis-habisan.

Sumber: AFP/Daily Mail/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook