PERINGATAN HARDIKNAS

Bupati Tandatangani Deklarasi Anti Narkoba

Infotorial | Sabtu, 14 Mei 2022 - 18:10 WIB

Bupati Tandatangani Deklarasi Anti Narkoba
Bupati Bengkalis diwakili Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia H Alfakhrurrazy memimpin acara peringatan Hadiknas di Halaman Kantor Canat Mandau, Jumat (13/5/2022). (DISKOMINFOTIK)

BENGKALIS -- Pelaksanaan  peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tahun 2022, juga dilaksanakan Deklarasi Anti Narkoba kepada peserta didik yang berlangsung di halaman Kantor Camat Mandau, Jumat (13/5/2022).

Penandatanganan Deklarasi Anti Narkoba dilakukan Bupati Bengkalis bersama Kepala Dinas Pendikan Hj Khodijah, Camat Bathin Solapan Aulia Armi. Kemudian dilanjutkan oleh seluruh Korwilcam se-Kabupaten Bengkalis, kepala sekolah dan perwakilan siswa.


Bupati Bengkalis melalui Staf Ahli Bupati Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia H Alfakhrurrazy yang membacakan sambutan Menteri Pendidikan mengatakan, selama dua tahun terakhir, banyak sekali tantangan yang harus  dihadapi bersama, yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Bahkan, tidak pernah membayangkan bahwa semua dapat mengatasinya.

"Saat ini, kita jauh lebih tangguh dari semua tantangan, lebih berani dari rasa ragu dan tidak takut untuk mencoba. Kita tidak hanya mampu melewati, tetapi berdiri di garis depan untuk memimpin pemulihan dan kebangkitan dari keterpurukan," uiarnya.

Kemudian lanjutnya, di tengah hantaman ombak yang sangat besar, namun terus melautkan kapal besar bernama merdeka belajar, yang di tahun ketiga ini telah mengarungi pulau-pulau di seluruh Indonesia.

"Kurikulum merdeka, yang berawal dari upaya untuk membantu para guru dan murid di masa pandemi, terbukti mampu mengurangi dampak hilangnya pembelajaran. Kini kurikulum merdeka sudah diterapkan di lebih dari 140.000 satuan pendidikan di seluruh Indonesia. Itu berarti bahwa ratusan ribu anak Indonesia sudah belajar dengan cara yang jauh lebih menyenangkan dan memerdekakan," ujar Razi.

Menurutnya, anak-anak juga tidak perlu lagi khawatir dengan tes kelulusan, karena asesmen nasional yang sekarang digunakan tidak bertujuan untuk menghukum guru atau murid. Tatapi sebagai bahan refleksi agar guru terus terdorong untuk belajar, supaya kepala sekolah termotivasi untuk meningkatkan kualitas sekolahnya menjadi lebih inklusif dan bebas dari ancaman tiga dosa besar pendidikan.

Semangat yang sama juga sudah didengar dari para seniman dan pelaku budaya, yang sekarang mulai bangkit lagi, mulai berkarya lagi dengan lebih merdeka.

"Itu semua berkat kegigihan kita untuk melahirkan terobosan dana abadi kebudayaan dan kanal budaya pertama di Indonesia. Dampaknya, sekarang tidak ada lagi batasan ruang dan dukungan untuk berekspresi, guna terus menggerakkan pemajuan kebudayaan," jelas Razi.

"Semua perubahan positif yang kita usung bersama ini tidak hanya dirasakan oleh para orang tua, guru, dan murid di Indonesia, tetapi sudah digaungkan sampai ke negara-negara lain melalui Presiden Indonesia di Konferensi  Tingkat Tinggi. Tahun ini kita membuktikan diri bahwa kita tidak lagi hanya menjadi pengikut, tetapi pemimpin dari gerakan pemulihan dunia," ungkapnya.

Menurutnya, langkah saat ini sudah semakin serentak, lajunya sudah semakin cepat. Namun, belum sampai digaris akhir. Maka, tidak ada alasan untuk berhenti bergerak meski sejenak. Ke depan, masih akan ada angin yang kencang dan ombak yang jauh lebih besar, serta rintangan yang jauh lebih tinggi.(ksm/ifr)

Editor: Rinaldi

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook