PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), Provinsi Riau, merupakan daerah yang memiliki banyak potensi wisata. Di antaranya adalah wisata alam, sejarah, religi, dan budaya.
Ibu Kota Inhu adalah Kota Rengat. Secara geografis daerah tersebut meliputi wilayah seluas 8,195.26 km2 (819,826.00 hektare). Terbagi dalam 14 kecamatan, 154 desa dan 11 kelurahan.
Jika bersambang di kabupaten bejuluk "Negeri para Raja" itu, wisatawan bisa menikmati keindahan Taman Nasional Bukit Tiga Puluh (TNBT). Destinasi ini menjadi daya tarik wisatawan. Alamnya masih asri, dihuni suku pedalaman Talang Mamak.
Selain TNBT ada pula destinasi Danau Raja. Di sini wisatawan bisa melihat tapak tilas peninggalan Kerajaan Melayu Indragiri. Danau ini lokasinya di jantung Kota Rengat, selalu menjadi tujuan utama jika wisatawan datang ke sana.
Kawasan Danau Raja terlihat sangat asri, di kelilingi pepohonan rimbun. Air danau di sini tergolong bersih, ditumbuhi bunga seroja dan teratai merah putih. Konon dahulunya, merupakan tempat pemandian keluarga kerajaan.
Di kawasan wisata ini sejumlah pedagang menyediakan meja, kursi dan terpal untuk lesehan. Berbagai kudapan juga banyak disajikan. Jika ingin mengarungi Danau Raja, sepeda air dan perahu motor juga bisa disewa pengunjung.
Aksesibilitas menuju objek wisata ini tidaklah sulit, berada di Jalan Sultan, Kota Rengat. Tepat bersebrangan dengan SMA Negeri 1 Rengat dan SMK Negeri 1 Rengat dan Hotel Danau Raja.
Di Inhu juga ada destinasi religi, yakni Masjid Raya Ar Rahman. Lokasinya berada Kota Rengat. Objek wisata sejarah ini merupakan bukti Kejayaan Kerajaan Melayu Indragiri pada masanya.
Masjid Raya Ar Rahman merupakan masjid tertua dan termegah di jantung Kota Rengat. Berdiri kokoh di Kampung Besar, Jalan Hang Lekir, Kecamatan Rengat.
Masjid ini dibangun pertama kali pada tahun 1786 M oleh Sultan Ibrahim. Beliau adalah sultan ke-18, putra dari Sultan Salehuddin Karematsyah, sultan ke-16 di Indragiri. Mereka sangat disegani dan dihormati oleh masyarakatnya.
Di kawasan masjid ini terdapat makam para sultan. Ada pula makam para Raja Indragiri. Komplek makam para raja-raja Kesultanan Indragiri tersebut berlokasi bagian halaman Masjid Ar Rahman.
Selain di Masjid Ar Rahman, komplek makam para Raja Indragiri juga ada di Desa Kota Lama, Kecamatan Rengat Barat.
Pada kompleks makam ini terdapat sebelas makam. Namun, makam yang utama di sini adalah makam Narasinga II dan makam Sultan Usuluddin.
Sebelas makam pendamping, diantaranya adalah makam Sultan Usuluddin, Putra Mahkota Raja Narasinga II, Sultan Kerajaan Indragiri ke V, Panglima Jukse Besi (panglima perang Kerajaan Indragiri) dan makam lainnya.
Raja Narasinga II merupakan Sultan keempat Kerajaan Indragiri. Merupakan sosok yang pahlawan di semenanjung Sumatera dan Malaysia yang turut andil dalam mengusir penjajah Portugis. Beliau bersama istrinya Putri Dang Purnama dikenal sebagai pemimpin yang arif dan bijaksana.
Tak jauh dari lokasi makam Raja Indragiri, terdapat pula destinasi Danau Meduyan. Danau ini memiliki air yang jernih dengan bangunan gazebo berwarna kuning di bagian tepiannya. Di sekeliling danau ini juga tumbuh pohon-pohon hijau yang cukup menyegarkan pemandangan mata. Bukan hanya dipandang memiliki potensi wisata, danau ini juga dinilai memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai wahana olahraga air.
Selanjutnya, bagi wisatawan ingin menikmati keindahan alam dan kearifan lokal, Desa wisata Rantau Langsat di Kecamatan Batang Gansal adalah pilihan yang tepat. Pasalnya, lokawisata di sini berada di hutan penyangga, kawasan Taman Nasional Bukit Tigapuluh (TNBT).
Jaraknya berkisar 80 kilometer dari pusat Kota Rengat. Desa ini memiliki keunikan tersendiri, sebab di sana masih dihuni oleh Suku Talang Mamak (suku asli) yang masih hidup secara tradisional.
Desa wisata ini sedikitnya memiliki 5 Tembulun (air terjun dalam bahasa setempat). Tembulun Pampunawan di Dusun Lemang, memiliki 4 tingkat air terjun. Selain itu, ada juga Tembulun Membayang yang memiliki 7 tingkat air terjun. Kemudian, Tembulun Siamang di Dusun Siamang.
Kemudian, ada pula air terjun 2 tingkat. Warga setempat biasa menyebutnya Tembulun Bengayoan di Dusun Bengayoan. Jika pagi hari, hembusan kabut datang menyelimuti. Asapnya bertiup ke arah permukaan air, membasahi lumut yang tumbuh di atas bebatuan.
Selain itu, ada Air terjun Sultan Lembayang di Dusun Datai. Penamaan Sultan Lembayang diambil dari cerita sejarah pada zaman kerajaan dahulu. Beliau menjadi salah satu sosok sultan kebanggaan masyarakat Datai.
Selain objek wisata air terjun, di Inhu wisatawan juga bisa menikmati wisata susur Sungai Batang Gansal. Pelancong akan diajak menyusuri sungai menuju hulu sungai. Moda transportasi yang bisa ditumpangi perahu kayu bermotor, berkapasitas tujuh orang penumpang. Biaya sewanya mulai Rp 500 ribu hingga Rp1 juta. Tergantung jarak tempuhnya.
Di Inhu ada pula destinasi buatan dengan jenama Inhu Park. Lokawisata ini mengusung konsep argowisata. Dibangun di atas lahan seluas 8 hektare. Tempat ini pertama kali diresmikan dan dibuka untuk umum pada tahun 2022.
Lokasi Inhu Park berada di Jalan Batu Canai, Kelurahan Pematang Reba, Kecamatan Rengat Barat. Untuk menuju ke sini membutuhkan waktu berkisar 17 menit dari pusat Kota Rengat.
Argowisata tersebut sangat ramah keluarga, di sini ada wahana permainan anak-anak dan berbagai spot foto. Fasilitas yang disediakan juga tergolong lengkap dan bersih, mulai dari tempat ibadah, kafe, dan MCK. Membuat pengunjung merasa betah dan nyaman saat berlibur.
Banyak pelancong yang memanfaatkan destinasi ini untuk piknik dan kongko santai sembari menikmati datangnya senja. Bahkan, tiada sedikit warga melakukan dokumentasi pra nikah atau foto prewedding di kawasan Inhu Park.
Selain itu, pihak pengelola Inhu Park juga menyediakan fasilitas bagi pengunjung yang ingin bermalam, dengan menyediakan areal camping ground. Bagi yang berminat, wisatawan bisa melakukan check-in mulai dari jam 6 sore. Biayanya Rp 25 ribu per orang. Ada syarat khusus serta ketentuan berlaku yang harus ditaati oleh pengunjung agar bisa berwisata dengan aman.
Jam operasional Inhu Park buka sejak pagi. Pada hari Senin-Kamis dan Sabtu jam operasional Inhu Park, mulai jam 09.00-19.00 wib. Pada hari Minggu objek wisata buka jam 07.00-19.00 wib. Pada hari Jumat kawasan wisata ini tidak melayani wisatawan.
Untuk harga tiket masuk Inhu Park, Rp15 ribu per orang. Biaya parkir untuk roda dua Rp 3 ribu dan roda empat Rp 5 ribu. Dengan mengeluarkan biaya yang terjangkau ini, pelancong sudah dapat menikmati semua fasilitasnya.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Riau, Roni Rakhmat mengatakan, sektor pariwisata di Indragiri Hulu terus tumbuh. Hal ini tak lepas dari komitmen dari pemerintah daerah setempat yang terus menggenjot sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) di daerah itu.
"Kabupaten Inhu terus membuktikan komitmen untuk memajukan sektor parekraf. Hal ini terbukti dengan tumbuhnya destinasi-dastinasi baru yang mampu memikat wisatawan. Destinasi ini juga diharapkan berdampak positif pada masyarakat setempat dan UMKM," kata Roni.(ifr/rio)