INDRAGIRIHULU (RIAUPOS.CO) - Komisi III DPRD Kabupaten Indragiri Hulu mendengarkan langsung keluhan sejumlah nelayan di Desa Rimpian, Kecamatan Lubuk Batu Jaya, Kamis (19/8). Dimana warga yang berprofesi sebagai nelayan, mengeluh akibat Sungai Lalo di daerah itu diduga tercemar limbah pabrik kelapa sawit (PKS).
Parahnya lagi, sejumlah nelayan tersebut terpaksa beralih profesi. Bahkan, sebelum menemui warga yang berprofesi sebagai nelayan, anggota Komisi III juga menjumpai sejumlah warga yang berhenti berlangganan air PDAM.
"Kami sengaja turun ke lapangan, untuk mendengar langsung keluhan para nelayan dan warga yang berhenti langganan air PDAM," ujar Sekretaris Komisi III, Elda Suhanura SH MH didampingi tiga anggota lainnya, Yurizal SH, Haditriyas Prananda dan Ir H Adek Candra MSi usai pertemuan dengan warga.
Dari hasil turun lapangan dan berdasarkan keterangan para warga, Komisi III dalam waktu dekat akan menjadwalkan rapat dengar pendapat (RDP) dengan pihak PDAM. RDP tersebut, dalam rangka untuk meminta keterangan dari pihak PDAM tentang sumber air yang dipasok dan diolah selama ini.
Sehingga dari RDP tersebut akan memperkuat dugaan air Sungai Lalo tercemar limbah PKS. "Semoga apa yang dikeluhkan warga, baik sebagai pelanggan PDAM atau nelayan dapat dicarikan solusi," harapnya.
Sementara itu, salah seorang pelanggan air PDAM di Desa Lubuk Batu Tinggal Kecamatan Lubuk Batu Jaya, Suhartono (44) mengatakan, sejak beberapa bulan ini sudah berhenti berlangganan air PDAM. "Air air PDAM keruh dan berminyak dan tidak lagi layak dikonsumsi," ucapnya.
Sebelum berhenti berlangganan, ia juga sempat menanyakan tentang kondisi air PDAM yang didistribusikan kepada pelanggan. Dimana pihak PDAM saat itu beralasan, bak penampungan sedang dicuci.
Namun alasan tersebut tidak masuk akal, hingga akhirnya berhenti berlangganan air PDAM. "Tidak mungkin, hampir setiap hari pihak PDAM cuci bak penampungan," ujarnya.
Dalam pada itu, warga yang berprofesi sebagai nelayan mengatakan, baru-baru ini masih terjadi ikan mati di Sungai Lalo. "Tapi jumlah tidak terlalu banyak," ujar Ali Akbar salah seorang nelayan.
Ia berharap ada solusi dari pihak terkait.(ade)
Laporan Kasmedi, Rengat