PEKANBARU(RIAUPOS.CO) - Matinya sejumlah ikan di satu lubuk yang terdapat di rawa sekitar kawasan Sungai Paku, Desa Sungai Paku, Kecamatan Kuantan Singingi Hilir beberapa pekan lalu, belum bisa disimpulkan akibat terpapar limbah pabrik pengolahan kelapa sawit (PKS) PT Asia Sawit Makmur Jaya (ASMJ) Sungai Paku.
Pasalnya, kolam penampungan limbah pabrik milik PT ASMJ Sungai Paku yang baru diresmikan pada 30 November 2022 lalu itu tidak ada yang bocor ataupun meluber ke luar kolam. Bahkan dari sembilan kolam limbah yang ada, belum semuanya terisi penuh. Sampai sekarang jumlah kolam yang terisi limbah baru sampai kolam 4. Sementara kolam 5 sampai kolam 9 belum terisi sama sekali.
Manager PT ASMJ Sungai Paku Aidil Wandi yang dikonfirmasi Riau Pos, Kamis (2/2) membenarkan adanya ikan mati di satu lubuk di sekitar rawa Sungai Paku tersebut. Namun dia menyebut, bahwa matinya ikan-ikan itu belum bisa disimpulkan akibat terpapar limbah dari pabrik perusahaan.
''Jarak kolam limbah kita dengan tempat ikan mati itu sangat jauh, sekitar 700 meter. Itu pun ikan yang mati di satu lubuk sekitar rawa itu saja. Sementara ikan yang berada di Sungai Paku sama sekali tidak ada yang mati,'' terangnya.
Lagi pula lanjut Aidil, air limbah yang berasal dari pabrik sama sekali tidak ada yang meluber dari kolam penampungan. ''Kami memiliki 9 kolam penampungan. Sekarang kolam yang terisi limbah itu baru sampai di kolam 4. Itupun belum penuh. Sementara kolam 5 sampai kolam 9 belum sama sekali terisi,'' terangnya.
Apa yang dikatakan oleh Manager PT ASMJ Sungai Paku ini, juga diakui oleh Kepala Desa Sungai Paku Firzan Subandi. Dia menyebut, sejak adanya laporan dari masyarakat tentang adanya ikan mati di satu lubuk sekitar rawa Sungai Paku tersebut, dirinya langsung turun ke lokasi bersama beberapa orang lainnya, termasuk juga dari pihak perusahaan. Mulai dari meninjau kolam hingga turun langsung ke rawa tempat ikan mati.
''Kejadian ikan mati itu tanggal 10 Januari lalu. Saat itu kami langsung turun ke lokasi bersama-sama untuk melihat. Benar memang ada ikan mati, tapi ikan yang mati itu hanya di satu lubuk sekitar rawa itu saja. Sementara di sungai tidak ada ikan yang mati. Sehingga saya pun tidak berani juga untuk mengatakan penyebab ikan itu mati karena limbah pabrik,'' terangnya kepada Riau Pos.
Namun untuk memastikan apa yang menjadi penyebab ikan-ikan itu mati, lanjut Firzan Subandi, pihak dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kuansing dan juga PT Mutu Agung Lestari selaku pihak dari laboratorium sudah turun ke lapangan untuk mengambil sampel air rawa dan air Sungai Paku. ''Termasuk sampel ikan yang mati pun ikut diambil untuk dilakukan pengecekan di laboratorium,'' pungkasnya.
Kadis Lingkungan Hidup Kabupaten Kuansing Delpides Gusni yang dikonfirmasi Riau Pos melalui telepon seluler, Kamis (2/2) siang, membenarkan tentang adanya temuan ikan mati di satu lubuk sekitar rawa Sungai Paku tersebut. Akan tetapi dia belum bisa memastikan kalau ikan itu mati akibat tercemar limbah pabrik PT ASMJ Sungai Paku.
''Benar ada ikan mati, tapi apa penyebabnya kita belum bisa memastikan. Yang jelas sesuai dengan kewenangan dan sesuai aturan, kami sudah turun ke lapangan untuk mengambil sampel air rawa dan air sungai. Kemudian sampel ikan yang mati juga diambil untuk dilakukan pemeriksaan di laboratorium di Pekanbaru. Terkait apa hasilnya sampai sekarang belum keluar,'' ujarnya.
Delfides Gusni menambahkan, kendatipun saat ini hasil labornya belum keluar, tapi secara kasat mata bisa dilihat, bahwa perusahaan harus memperhatikan sarana prasarananya, terutama tentang instalasi limbah padat yang dihasilkan. ''Termasuk juga bagaimana penanganannya (limbah padat,red) itu juga harus diperhatikan oleh perusahaan,'' ucapnya.(gem)
Laporan MUSLIM NURDIN, Pekanbaru