SEMBILAN ANAK JADI KORBAN

Predator Anak Kembali Muncul, Ini Kecaman dari KPAI

Hukum | Senin, 28 Agustus 2017 - 18:04 WIB

Predator Anak Kembali Muncul, Ini Kecaman dari KPAI
Ilustrasi. (JPG)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Predator anak kembali merajalela. Kali ini, sembilan anak laki-laki usia Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) menjadi korban mereka.

Nahas, mereka menyasar orang dekat atau tetangga di lingkungan terdekat dengan modus mengiming-imingi korbannya dengan hadiah. Meski kini pelakunya, AW alias W alias G (29) sudah dibekuk, hal itu tetap saja menimbulkan trauma pada anak-anak yang menjadi korban keganasan dari predator itu.

Baca Juga :Minta Dukungan Penanganan Dugaan Kekerasan pada Anak

Menurut Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Susanto, pihaknya prihatin dan mengecam peristiwa bejat itu. Dia mengatakan, dalam banyak kasus, pelaku tak langsung melancarkan aksinya, tetapi melalui berbagai tahapan.

Oleh sebab itu, pada hari ini, Senin (28/8/2017), KPAI mengunjungi Polsek Cengkareng untuk mengumpulkan berbagai bukti.

“Iming iming jajanan, mainan, uang, bahkan diajak jalan-jalan merupakan modus baru yang sering kali tak dideteksi sejak awal oleh orang sekitar,” ujarnya kepada JawaPos.com.

Dia sendiri meminta orangtua dan warga sekitar agar lebih jeli dan peka terhadap gerak-gerik predator anak. Pasalnya, kasus di Cengkareng itu menjadi tanda bahwa kejahatan seksual masih menjadi masalah serius.

“Kami mengapresiasi Kapolsek Cengkareng atas kesigapannya menangkap terduga pelaku. Ini langkah awal baik dalam penegakan hukum,” tuturnya.

Pelaku sendiri sebelumnya sudah dibekuk polisi. Dia menggunakan modus memberi iming-iming makanan untuk merayu korbannya. Kemudian pelaku mengajak anak-anak dengan mengiming-imingi makanan kemudian mengajak mengantar sekolah. Si predator anak itu kemudian merayu para korbannya memberi iming-iming berupa uang kepada korbannya.

Hal itu bertujuan untuk dapat menyeret korban ke rumah pelaku  Aksi predator tidak terlalu mengundang perhatian karena dianggap sebagai tetangga, pelaku juga sering antar-jemput sekolah para korban sehingga tidak dicurigai. Kejadian tersebut terjadi di wilayah, Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat.

Kini, para korban yang masih usia anak mengalami trauma dan perubahan perilaku menjadi pendiam. (ika)

Sumber: JPG

Editor: Boy Riza Utama









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook