“Para sukarelawan itu awalnya kami organisir. Kami ajak untuk sama-sama membantu agar segera tuntas soal data-data para korban yang jumlahnya ribuan itu. Nah, dalam perjalanannya, para sukarelawan itu ternyata termasuk juga para korban yang hendak mengambil dokumen mereka di Bareskrim. Mengagumkan,” paparnya.
Disebutkannya, kekagumannya itu juga berdasar pada insting kemanusiaan masyarakat luas terkait kasus First Travel tersebut.
“Kalau memang sudah datang, kami tanyakan untuk sekaligus juga menjadi sukarelawan agar sama-sama membantu mengumpulkan data yang sudah ada, menyusun, selain sekadar mengambil saja. Alhamdulillah, mereka mau untuk bekerjasama untuk sama-sama membantu,” sambungnya.
Ditegaskannya, seluruh laporan dari masyarakat yang menjadi korban dari First Travel akan dia terima. Apakah itu yang datang ke posko, melapor melalui email atau yang di polda-polda.
"Kami himpun semua jadi satu. Dengan ini, termasuk jika kemudian ada tambahan sukarelawan lagi, kami bisa memberikan yang terbaik bagi para korban. Minimal soal pendataan mereka bisa segera terurus. Orangtua kita toh juga sudah mengajarkan bahwa berat sama dipikul, ringan sama dijinjing,” tuntasnya. (elf)
Sumber: JPG
Editor: Boy Riza Utama