JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Setiap tanggal 8 Maret diperingati sebagai Hari Perempuan Internasional atau International Women’s Day (IWD). Peringatan ini dibuat untuk merayakan pencapaian sosial, ekonomi, budaya, dan politik perempuan di seluruh dunia. Dalam memperingati Hari Perempuan Internasional, Google pada Rabu (8/3/2023) membuat coretan doodle khusus.
Spesialnya lagi, Google Doodle edisi Hari Perempuan Internasional kali ini sangat meriah dengan animasi seru.
Layaknya doodle yang terpasang di laman utama Google untuk memperingati hari, tokoh, atau kejadian penting lainnya, di muka awal Google, pengguna akan diperlihatkan sebuah doodle bertemakan International Women’s Day.
Setiap huruf ‘Google’ menyoroti beberapa dari banyak area di mana perempuan di seluruh dunia saling mendukung untuk maju dan meningkatkan kehidupan satu sama lain.
Selain itu, Google doodle pada Rabu (8/3/2023) juga menambahkan sebuah animasi di laman web dengan tema Hari Perempuan Internasional 2023. Seperti biasa, jika doodle di laman utama pencarian di klik, maka pengguna akan disajikan sebuah animasi konfeti bertebaran dari atas laman browser.
Seperti sudah disinggung di atas, selain informasi terkait Hari Perempuan Internasional, setelah diklik juga akan muncul animasi beberapa bendera berwarna ungu berjalan dari kanan bawah peramban ke kiri.
Sebagai informasi, Hari Perempuan Internasional ini dimulai pada 1908 ketika 15.000 perempuan melakukan aksi demo di New York, Amerika Serikat, menyuarakan hak mereka tentang peningkatan standar upah dan pemangkasan jam kerja.
Pada 1910, pemimpin Kantor Perempuan Clara Zetkin mengajukan sebuah gagasan untuk menetapkan Hari Perempuan Internasional yang menyarankan setiap negara merayakan satu hari dalam setahun untuk mendukung aksi tuntutan perempuan.
Gagasan itu disetujui Konferensi perempuan dari 17 negara yang beranggotakan total 100 perempuan. Sehingga disepakati 19 Maret 1911 sebagai perayaan pertama Hari Perempuan Internasional di Austria, Jerman, Denmark dan swiss. Pergerakan perempuan di Rusia menggelar aksi damai menentang Perang Dunia I pada 8 Maret 1913.
Setahun kemudian, perempuan di seantero Eropa menggelar aksi yang sama di tanggal yang sama.
Di era Perang Dunia II, 8 maret digunakan seluruh dunia sebagai momentum advokasi keserataan gender. Tanggal 8 Maret kemudian diakui keberadaannya oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 1975. Pada 2011, mantan Presiden AS Barack Obama menetapkan Maret Sebagai Bulan sejarah perempuan.
Di masa sekarang, gagasan dan konsep tentang kesetaraan gender kini bukan hal yang tabu lagi untuk dibicarakan. Kini, perempuan memiliki kesempatan untuk berada di pemerintahan, kesetaraan yang lebih besar dalam hak-hak legislatif, dan apresiasi terhadap pencapaian mereka di berbagai bidang.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Eka G Putra