JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Denny Sumargo (Densu) mengatakan, cerita dalam film animasi Panji Tengkorak yang dibintanginya sangat menarik. Dia diceritakan harus melakukan balas dendam kepada mereka yang telah melakukan aksi kejahatan menghancurkan desa.
Namun yang lebih membuat Panji semakin marah atas aksi kejahatan yang terjadi di desa, dia harus melihat kejadian yang sangat tidak menyenangkan di mana dia harus kehilangan pasangannya diperkosa oleh penjahat di depan matanya sendiri.
Demi menuntaskan amarahnya tersebut, sosok Panji yang diperankan Densu (sapaan akrab Denny Sumargo) lantas mempelajari ilmu hitam.
“Desanya hancur dan dia tidak punya niat lain selain balas dendam. Akhirnya dia mempelajari ilmu hitam. Itu yang membuat Panji Tengkorak lahir. Dan dalam perjalanan dia setelah kematian pasangannya, dia nggak punya tujuan hidup lain selain membantai semua orang-orang yang pernah menghancurkan desanya,” tutur Denny Sumargo di bilangan Duren Tiga Jakarta Selatan, Senin (19/12/2022).
“Dia itu enggak bisa mati, dia tusuk-tusuk diri sendiri sampai muntah darah dan itu berkali-kali. Gua harus melakukan itu sampai akhirnya asam lambung gua naik sampai mau muntah beneran,” imbuh Denny Sumargo.
Film animasi ini dibuat berdasarkan seri komik karya Hans Jaladara. Film ini dibuat versi animasi dengan tujuan supaya lebih mudah melakukan eksplorasi adegan yang akan bikin para penonton lebih menikmati petualangan tersaji di dalamnya.
Denny Sumargo sejatinya sempat mau menolak film Panji Tengkorak ini dengan sejumlah pertimbangan. Pertama, karena dia merasa tidak terlalu dekat dengan ceritanya meskipun diangkat dari komik legendaris.
“Saya nggak terlalu dekat sama karakter Panji Tengkorak walaupun dulu sempat tahu pas kecil,” katanya.
Kedua, Denny Sumargo merasa, sebagai aktor dirinya lebih senang dengan film yang bukan animasi sehingga bisa menampilkan sosok dirinya secara langsung dalam layar lebar. Sedangkan di film animasi, orang hanya akan mendengar suaranya saja.
“Kalau bukan animasi, kita lebih bisa menyombongkan akting kita. Tapi ternyata film animasi lebih sulit lagi karena suara kita benar-benar harus perfect,” tuturnya.
Pertimbangan ketiga, karakter Panji yang diperankannya dalam film ini cukup gelap dan dingin. Bukan seperti superhero biasanya.
“Bukan seperti bayanganku di mana orang yang terlahir untuk membela keadilan. Menurut saya karakter ini gila dan tujuan hidupnya enggak jelas, tapi motivasi dia jelas, dia mau balas dendam. Menurut aku film ini adalah skrip terbaik selama aku main film,” akunya.
Sekalipun tidak berakting secara visual layaknya dalam film nonanimasi, proses pembuatan film amimasi tidak lah sederhana bahkan cukup menyulitkan dirasakan Denny Sumargo. Karena sebelum dilakukan proses pengambilan suara, juga ada proses reading supaya mengenal dan memiliki gambaran detail pada setiap karakter.
“Menggali dan membedah karakter ini, visualisasi imajinasi kita juga mainkan. Karena kita kan belum ada bayangan, jadi kita dikasih lihat gambar-gambar yang udah dibuat. Itulah yang membuat kita punya imajinasi hingga akhirnya kita bisa kasih yang terbaik,” paparnya.
Usai mengambil peran dalam Panji Tengkorak, Densu mengaku senang karena jadi tahu ternyata ada banyak orang berbakat dalam membuat film animasi. Denny Sumargo mengaku film animasi Indonesia sebenarnya bisa bersaing dengan film animasi dari luar negeri.
“Kelemahan animasi kita ada di cerita biasanya. Menurut saya film Panji Tengkorak ceritanya sangat kuat,” katanya.
Selain Denny Sumargo, sejumlah aktor juga ikut terlibat dalam proses akting suara film Panji Tengkorak. Mereka adalah Cok Simbara, Aghniny Haque, Donny Damara, Donny Alamsyah, Tanta Ginting, dan yang lainnya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman