INFOTAINMENT

IU Dihantam Isu Plagiat, Pelecehan Seksual hingga Jadi Mata-Mata Korut

Hiburan | Jumat, 12 Mei 2023 - 02:04 WIB

IU Dihantam Isu Plagiat, Pelecehan Seksual hingga Jadi Mata-Mata Korut
Penyanyi dan aktris Korea Selatan Lee Ji-eun atau IU. (ISTIMEWA)

SEOUL (RIAUPOS.CO) - Penyanyi Lee Ji-eun atau lebih dikenal dengan IU, dihantam sejumlah rumor tak sedap beberapa waktu belakangan. Agensi yang menaungi IU, EDAM Entertainment, mencatat bahwa sejumlah isu tak bertanggung jawab yang dimunculkan sudah memberi dampak sangat merugikan.

 Contoh isu-isu tersebut adalah IU disebut melakukan plagiarisme, pelecehan seksual, pencemaran nama baik karakter dan pelanggaran privasi. Yang tak kalah mencengangkan, IU dituding sebagai mata-mata Korea Utara (Korut).


Netizen Korea Selatan yang penasaran telah menemukan materi cetak selebaran yang telah disebarkan oleh anti-fans. Hasilnya memang sangat mengejutkan. Dilansir dari Allkpop.com, dalam selebaran yang tercetak dinyatakan bahwa IU menjual informasi ke Korut dan Cina dengan agenda besar menggulingkan pemerintahan Korea Selatan.

Tuduhan tersebut kemudian dirasionalisasi dengan mengacu pada fakta bahwa IU adalah juru bicara Woori Bank, sebuah bank multinasional yang berkantor pusat di Seoul. Menurut selebaran tersebut, bank itu benar-benar menyalurkan uang ke Korut.

Selebaran juga mengklaim bahwa burung Korut sebenarnya adalah pesawat mata-mata yang dilengkapi dengan kamera dan teknologi pengawasan. Hal ini disebut sengaja digunakan untuk memantau urusan internal Korea Selatan secara real time.

 Netizen di Korea Selatan pun tidak percaya atas sejumlah tuduhan dialamatkan kepada IU.Mereka menganggap tuduhan tersebut di luar akal sehat.

"Saya menolak untuk percaya bahwa siapa pun yang waras akan membuat, mencetak, dan mendistribusikan selebaran seperti ini. Saya sangat terkejut," komentar salah satu netizen.

"Kenapa..? Orang benar-benar gila," timpal yang lainnya.

Netizen berharap ada tindakan tegas dari pihak IU dengan memproses masalah ini secara hukum.

"Satu-satunya cara untuk menangani ini adalah menampar mereka dengan tuntutan hukum dan denda sebanyak mungkin sampai mereka benar-benar tidak punya pilihan selain mencari bantuan medis."

Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook