SURVEI KEBAHAGIAAN

Survei: Orang Indonesia Lebih Sejahtera Dibanding AS dan Cina

Gaya Hidup | Kamis, 28 Maret 2019 - 00:10 WIB

Survei: Orang Indonesia Lebih Sejahtera Dibanding AS dan Cina
Chief Marketing dan Strategic Partnership Officer CIGNA Akhiz Nasution bersama Dokter & Konsultan Kesehatan dr. Sonia Wibisono saat peluncuran hasil survey skor kesejahteraan 360 derajat Cigna, Selasa (26/3) di Jakarta. (MUHAMAD ALI/JAWA POS)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) --  Indeks kesejahteraan masyarakat Indonesia dari aspek kesehatan fisik, sosial, keluarga, finansial, dan pekerjaan mengalami peningkatan sebesar 4,4 poin dibanding tahun lalu. Indonesia tercatat menempati posisi ke-4 sebagai negara dengan skor kesejahteraan tertinggi di dunia.

"Indeks kesejahteraan Indonesia melompat dari 61,0 poin menjadi 65,4 poin pada tahun 2019. Ini sekaligus berhasil membawa Indonesia keluar dari jajaran 10 negara dengan persepsi kesejehteraan terendah pada tahun lalu," ujar Chief Marketing & Strategic Partnership Cigna Indonesia Akhiz Nasution saat memaparkan hasil survei Skor Kesejahteraan 360° di kantornya.

Skor kesejahteraan Indonesia berada di bawah India dengan skor 74,8 poin, Arab Saudi 67,9 poin, dan Nigeria 67,2 poin. Posisi Indonesia diatas Tiongkok dengan skor 64,4 poin, Uni Emirate Arab 62,9 poin, Spanyol 62,7 poin, Thailand dan Amerika Serikat (AS) dengan skor sama 62,5 poin.
Baca Juga :Terus Matangkan Skuad, Tiga Pemain Belum Bergabung

"Korea tercatat sebagai negara dengan indeks kesejahteraan paling rendah di dunia dengan skor 53,2 poin," sebutnya.

Akhiz menjelaskan, kesejahteraan masyarakat tidak hanya diukur dari besaran ekonomi negaranya. Tapi juga harus diujur dari persepsi masyarakat terhadap kebahagiaan, kepuasan, dan kesehatan mereka.

"Berdasarkan survei ini ternyata banyak masyarakat di negara maju yang merasa kurang sejahtera. Sementara di negara berkembang masyarakatnya cenderung lebih merasa bahagia," tuturnya.

Hal itu disebabkan ritme hidup di negara maju yang menuntut kerja keras tidak mengenal waktu. Akibatnya, banyak masyarakat yang merasa hidupnya tertekan, keluarga terabaikan, finansial tidak mencukupi karena biaya hidup yang tinggi, kurang tidur dan disertai dengan daya tubuh yang menurun.

"Gaya hidup seperti itu menyebabkan banyak yang terkena penyakit jantung," katanya

Direktur Cigna Indonesia Phil Reynolds menjelaskan survei tersebut telah dilakukan Cigna Corporation sejak lima tahun lalu. Dalam setiap survei melibatkan 13.200 responden di 22 negara. Survei tersebut bisa dipercaya karena dilakukan oleh lembaga independen kelas dunia.

"Kita sengaja membuat survei berdasar lima aspek kehidupan, bukan hanya finansial, supaya lebih manusiawi," tegasnya.

Indonesia mencatatkan skor aspek fisik 62,4 poin yang meningkat dari 60,2 poin, lalu aspek sosial 64,4 poin meningkat dari 55,4 poin, aspek keluarga 68,4 poin meningkat dari 64,4 poin, aspek finansial 59,3 poin meningkat dari 54,8 poin dan aspek pekerjaan 71,9 poin meningkat dari 71,0 poin.

"Peningkatan tersebut menjadi gambaran tentang kesiapaj masyarakat Indonesia dalam menghadapi masa tua," jelasnya.(dhg/agw)

Sumber: JawaPos.com
Editor: Hary B Koriun









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook