JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Industri fashion tak meredup meski dua tahun terakhir pandemi Covid-19 membatasi aktivitas masyarakat. Hal itu dibuktikan dengan terus munculnya karya-karya baru, khususnya oleh para brand serta fashion designer lokal. Tidak hanya diapresiasi di dalam negeri, karya-karya fashion designer Indonesia juga membuktikan eksistensinya di panggung mancanegara.
Seperti misalnya Asti Atmodjo, salah seorang fashion designer asal Surabaya. Di scene fashion lokal, Asti cukup dikenal dengan karya-karya yang khas. Sebab, designer yang satu ini konsisten mengusung konsep kebaya batik sebagai rancang busananya. Oktober 2022 lalu menjadi momen yang sangat membanggakan bagi Asti.
Sebab, dia mendapat kesempatan langka dengan menjadi satu dari tiga designer Indonesia, yang diundang langsung oleh Royal Highness Raja Permaisuri Perak untuk berpartisipasi di Ipoh International Fashion Week (IIFW) 2022 di Malaysia.
”Desain-desain kebaya batik yang aku buat dinilai unik oleh mereka. Berbeda dari dress-dress batik yang umum di pasaran. Maka dari itu diundang untuk ikut IIFW,” ujar
Asti yang juga menjadi founder dan CEO brand lokal XaVerana tersebut. IIFW merupakan event fashion kelas dunia yang pernah memenangkan Fashion Week Award of the Year 2019/20. Event tersebut comeback setelah sebelumnya sempat absen dua tahun karena pandemi global. IIFW menampilkan line-up fashion designer dari berbagai negara seperti misalnya Cina, Singapura, Nepal, Afrika, dan Indonesia.
Kesempatan tersebut dimaksimalkan Asti dengan membawa karya terbaiknya di panggung IIFW. Dia mengusung kebaya batik yang diberinama Asmara Dana. Busana tersebut mengandung arti kekuatan cinta yang sangat kuat.
”Koleksi-koleksi yang aku bawa ke IIFW itu semua temanya ingin memperlihatkan power seorang perempuan,’’ ujarnya.
’’Aku bikin looknya supaya perempuan itu punya power, seperti layaknya queen atau warrior,” tambahnya.
Alasan Asti konsisten mengusung kebaya batik sebagai konsep rancangannya, karena sampai saat ini belum banyak produk kebaya batik modern oleh desainer yang dijual di pasaran. Sehingga potensi marketnya masih cukup luas.
”Dan ke depan aku ingin punya pegawai yang memang pengrajin batik. Jadi kita bisa membuat motif batik sesuai selera sendiri. Harapannya juga bisa merangkul dan mensejahterakan para pengrajin batik, sebab banyak di luar sana pengrajin batik yang mendapat upah terlalu rendah. Padahal batik itu warisan budaya Indonesia yang perlu kita jaga,” tutur Asti.
Selain di panggung catwalk IIFW 2022, tahun 2022 ini karya kebaya batik milik Asti juga tampil di beberapa event fashion bergengsi di dalam negeri. Seperti misalnya Surabaya Fashion Parade 2022 dan Malang Fashion Parade 2022 yang baru-baru ini diselenggarakan.
Dalam event tersebut Asti menggandeng Puteri Indonesia asal Jawa Timur sekaligus Puteri Indonesia Pariwisata 2022 Adinda Cresheilla untuk memperagakan karyanya.
”Secara khusus aku buatkan untuk Dinda, dengan tema kebaya yang kurang lebih sama yaitu menunjukkan power seorang perempuan,” ujar Asti.
Asti menegaskan, bahwa dirinya akan terus aktif memboyong kebaya batik di panggung-panggung fashion show baik lokal maupun internasional. Tahun 2023 mendatang, Asti memiliki rencana untuk memadukan kebaya batiknya dengan tema-tema lain yang sesuai dengan tren di masyarakat.
”Aku berencana untuk membuat konsep kebaya yang dipadukan dengan nuansa tema Game of Thrones. Memang di sini tantangannya bagaimana menunjukkan ke masyarakat bahwa kebaya itu nggak gitu-gitu aja. Bahwa kebaya juga bisa beradaptasi dengan zaman,” tutur Asti.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman