DESAINER

Konsep Fashion Muslim Ramah Lingkungan

Gaya Hidup | Senin, 13 Januari 2020 - 19:30 WIB

 Konsep Fashion Muslim Ramah Lingkungan
Berbagai contoh pola dan desain bahan fashion muslim yang ramah lingkungan.(JAWAPOS.CO)

JAKARTA(RIAUPOS.CO)- Dunia fashion saat ini sudah semakin peduli dengan lingkungan. Menyadari banyaknya limbah fashion dalam konsep fast fashion (produksi fashion dalam jumlah massal), membuat para desainer berpikir untuk mengolah fashion tanpa limbah. Selain menggunakan bahan-bahan ramah lingkungan, cara mengolahnya juga bisa dengan konsep zero waste (tanpa limbah sisa).

Founder label SHAFIRA, Feny Mustafa menjelaskan salah satu konsep fashion ramah lingkungan di antaranya dengan tema Tree of Life. Konsep ini membuat fashion bukanlah hanya sekadar gaya, tetapi bisa menjadi kampanye untuk mengajak masyarakat sadar untuk menyelamatkan bumi.

Baca Juga :Presiden Jokowi Resmikan PLTS Terapung Cirata 192 MWp

“Bukan sekadar baju, bukan sekadar tema. Tapi bisa punya power mengangkat industri fashion. Ingin busana muslim dicintai disukai dunia. Berusaha berpartisipasi melestarikan alam lewat fashion,” kata Feny.

Beberapa bahan busana yang menggunakan bahan-bahan alam dan ramah lingkungan di antaranya:

 

1. Serat Busana

Serat busana bisa menggunakan serat-serat natural fabric dari pohon akasia. Di Indonesia serat tersebut terdapat di Kerinci, Jambi. “Ada juga di Vietnam, Thailand dan Swiss. Inspirasi dari alam, pohon, akar,” kata Feny.

 2. Motif dari Akar

Untuk lebih menampilkan kesan produk alam dan ramah lingkungan, busana yang ditampilkan sengaja dengan memilih motif akar serabut di seluruh busana. Warna yang dihadirkan juga sesuai warna akar yang didominasi warna cokelat.

3. Koleksi Warna Alam

Warna-warna yang digunakan bisa dengan warna bumi atau earth tone. Misalnya dibagi dari mulai Dailiy Wear seperti warna deep forest atau hutan seperti peach, terakota, kunyit, abu-abu dan lainnya. Lalu busana syar’i, bisa dengan warna natural soft dan pastel. Serta busana gaun malam atau evening dengan warna dari dayak Borneo yang diambil dari hutan Indonesia.

4. Pewarnaan Alami

Bahan-bahan yang digunakan pun dengan mengusung pewarnaan alami. Misalnya jika menggunakan kain tenun bisa dengan menggunakan bahan pewarna alami seperti warna hijau dari daun atau pandan, warna merah dari bunga, warna kuning dari kunyit dan lainnya.

5. Proses Pembuatan Tanpa Mesin

Misalnya dengan memberdayakan para perajin, tidak harus melulu menggunakan mesin. Salah satunya kegiatan membordir. Bisa dengan memberdayakan perajin untuk melakukannya dengan buatan tangan (handmade) sehingga bahan fashion terlihat lebih alami, dan merangkul semua pihak.

Editor: Deslina

Sumber: jawapos.com

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook