JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Sebagai orang tua, komunikasi dengan anak sangatlah penting. Baik itu interaksi kecil harian maupun interaksi pada momen-momen tertentu. Banyak orang tua yang belum menyadari bahwa cara mereka berkomunikasi dengan anak dapat memberikan dampak yang besar bagi seorang anak. Cara mendidik yang terlalu kasar tidak baik, namun demikian juga dengan cara mendidik yang terlalu lembut.
Menjadi orang tua memang bukan tanggung jawab yang mudah. Maka dari itu, coba simak artikel ini untuk lebih memahami cara berkomunikasi dengan anak anda.
1. Aktif Mendengarkan Anak
Anak akan merasa dipahami ketika anda mendengarkan mereka secara aktif. Tunjukkan bahwa anda benar-benar mendengarkan mereka dengan mengajukan pertanyaan. Misalnya pertanyaan seperti “Apa?”, “Bagaimana?’ atau “Mengapa?” sehingga mereka tahu bahwa Anda mendengarkan dengan seksama. Hal ini juga bisa membantu mereka memahami cara untuk menceritakan sesuatu serta detail apa saja yang harus disertakan dalam cerita mereka.
Anda juga bisa menggunakan gestur seperti senyuman dan anggukkan yang menegaskan serta menunjukkan bahwa anda terlibat dalam apa yang mereka sampaikan. Menyamakan tingkat mata ketika berbicara juga dapat membantu mereka merasa lebih aman dan terhubung ketika berbicara dengan anda.
2. Mendengarkan secara Reflektif
Selain aktif, dalam mendengarkan, Anda juga harus bisa bersikap reflektif atau seperti cermin. Cara ini dapat menunjukkan pada anak bahwa Anda benar-benar memperhatikan dan peduli terhadap apa yang mereka ungkapkan. Anda bisa mengulangi lagi apa yang mereka katakan dengan kata-kata berbeda. Misalnya ketika anak berkata “Aku gak suka sama Ani,” Anda bisa menanggapi dengan, “Kamu gak mau main lagi dengan Ani?” Hal ini dapat memberi ruang bagi anak Anda untuk mengekspresikan emosinya tanpa merasa dihakimi oleh orang dewasa.
3. Berbicara dengan Jelas
Ketika berbicara dengan anak Anda, gunakan bahasa yang mudah mereka pahami sesuai dengan usianya. Gunakan bahasa yang jelas serta spesifik. Hindari kata-kata yang terkesan merendahkan atau kasar. Penggunaan bahasa yang baik dapat membantu memberikan contoh positif bagi si buah hati. Ingat, percakapan harus membuat si kecil merasa dicintai dan dihargai.
4. Hindari Kebiasaan Menyogok Anak
Banyak orang tua yang memiliki kebiasaan menjanjikan hadiah seperti permen atau cokelat ketika anak melakukan sesuatu yang dasar. Hal ini mungkin membuat Anda merasa memiliki kendali jangka pendek terhadap anak. Akan tetapi, ternyata hal ini bisa memberikan dampak yang kurang baik. Anda akan sulit membuat batasan yang jelas, serta dapat membangun rasa ketidakpercayaan antara Anda dan anak Anda. Untuk mengatasi hal tersebut, cobalah untuk menetapkan ekspektasi yang jelas serta realistis mengenai apa yang Anda ingin anak anda lakukan. Berilah pujian ketika ia melakukan perilaku yang baik, dan berikan konsekuensi yang mendidik saat ia berbuat salah, agar mendorong perilaku yang lebih baik di kemudian hari.
5. Biasakan Anak untuk Menjelaskan Perasaannya
Agar anak Anda dapat mengembangkan kecerdasan emosional, mereka harus belajar untuk menamai dan mengungkapkan apa yang mereka rasakan. Ketika anak mengungkapkan perasaan mereka dengan kata-kata, maka dengarkan apa yang mereka katakan. Coba dengarkan dengan empati dan tanpa penghakiman. Pertimbangkan seperti apa kehidupan melalui mata mereka. Jika si kecil mengungkapkan perasaannya dengan cara nonverbal, misalnya dengan berteriak, mengamuk, atau tertawa—bantu mereka untuk mengungkapkan perasaannya. Ajukan pertanyaan yang menggugah agar ia mau mengekspresikan perasaannya secara verbal. Apakah dia sedang bahagia, sedih, sakit hati, lapar, takut, malu, atau yang lainnya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman