Dunia pendidikan masih memiliki “pekerjaan rumah” yang cukup berat di masa pandemi. Belum melandainya secara signifikan kasus positif Covid-19 membuat proses belajar daring menjadi pilihan untuk tetap mempertahankan kualitas pendidikan di negeri ini.
Laporan MARRIO KISAZ, Pekanbaru
PANDANGAN tajam masih tertuju layar laptop. Di saat masyarakat memilih mengurangi aktivitas di luar rumah dan selalu menerapkan prtokol kesehatan, tenaga pengajar di SMP IT Al Izhar School masih harus berkutat dengan materi dan materi untuk siswanya.
Semangat memberikan yang terbaik untuk dunia pendidikan ternyata menjadi motivasi tersendiri untuk dapat terus mengabdi dalam melahirkan generasi muda yang berkualitas di masa pandemi. Kondisi saat ini diyakini tidak menjadi kendala untuk tetap menularkan ilmu pengetahuan ke siswanya secara daring.
Seperti yang dirasakan salah seorang tenaga pendidik Ayu Rasa Ningsih SSi. Menurutnya, kondisi pandemi memang menjadi tantangan tersendiri dalam melaksanakan tugasnya. Ia terlihat tetap bersemangat dalam menyiapkan materi pembelajaran hingga melakukan berinteraksi langsung dengan pelajar secara virtual.
Menurut wanita berjilbab merah itu, rasa berbeda tentunya dirasakan dengan sistem pembelajaran saat ini. Dimana sebelumnya proses belajar lebih interaktif dengan melakukan tatap muka secara langsung. Namun, saat ini proses tersebut harus dilakukan secara daring.
Hal senada dirasakan Sawitri Syintia Dewi SPd. Menurutnya, kondisi saa ini menjadi tantangan tersendiri dalam melaksanakan tugasnya sebagai tenaga pengajar. Menurutnya, hal tersebut tidak sama sekali menjadi kendala berarti bahkan menjadi tantangan baru untuk tetap menularkan pengetahuan kepada generasi muda.
"Ya selama pandemi ini kita memberikan pembelajaran secara vittual. Yang penting kan enjoy dan ikhlas memberikan ilmu ke siswa," paparnya lagi.
Di dalam ruangan majelis guru suasana berbeda memang terlihat. Dimana, sebagian besar tenaga pengajar terlihat sibuk dengan rutinitas barunya, yakni mempersiapkan materi pembelajaran dan melakukan pembelajaran secara daring. Para pahlawan tanpa tanda jasa itu terlihat antusias dan bersemangat memberikan pembelajaran meskipun hanya di didepan layar kaca yang berukuran kecil itu.
Sementara itu Kepala Sekola SMP IT Al Izhar School Dewi Santri SPd mengatakan, pihaknya memang memberikan perhatian esktra di masa pandemi ini. Dimana, proses belajar mengajar tetap harus berlangsung meskipun secara virtual.
Kami tentunya tidak ingin kualitas belajar terganggu. Untuk itu kami secara berkelanjutan melakukan pembelajarang daring menggunakan aplikasi google class room. Untuk ulangan dan ujian menggunakan google form dan quizis,” paparnya seraya memperlihatkan aktivitas tenaga pendidiknya.
Tidak hanya itu, Setiap guru punya jurnal harian anak anak dan melakukan pembimbingan di WA group. Selain it karena guru punya jurnal harian, guru tidak hanya melulu memberikan tugas tapi memang bertatap muka secara online dengan siswa dan menjelaskan pembelajaran dan siswa juga bertanya kalau ada yg tidak dimengerti menggunakan Zoom atai Google Meet.
"Jadi guru tulidak hanya melulu memberikan tugas kepada siswa. Ada interaksi disana. Dan walaupuun daring kami tetap setoran ayat Al Qur’an dan tilawah Al-Qur’an ,(Tahfidz Al Qur’an dan Tahsin Al Qur’an ) menggunakan Zoom dan Google meet. Alhamdulillah pada tenaga pengajar masih tetap antusias dan bersemangat," urai Alumni Universitas Riau itu.
Untuk kondisi paket internet dan jaringan yang sering dikeluahkan, Dewi mengatakan hal itu secara umum tidak menjadi kendala. Dimana setiap siswa medapat bantuan kuota belajar dari Kemdikbud.ri.
Memang sejatinya, negeri ini punya tantangan besar dalam penanganan Covid-19, begitu juga dunia pendidikan. Untuk itu Pemerintah Pusat melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) merespon dengan kebijakan belajar dari rumah, melalui pembelajaran daring dan disusul peniadaan Ujian Nasional untuk tahun ini.
Kendati demikian, beberapa tantangan nyata yang harus segera dicarikan solusinya. Seperti ketimpangan teknologi antara sekolah di kota besar dan daerah, keterbatasan kompetensi guru dalam pemanfaatan aplikasi pembelajaran. Belum lagi keterbatasan sumberdaya untuk pemanfaatan teknologi pendidikan seperti internet dan kuota hingga relasi guru-murid-orang tua dalam pembelajaran daring yang belum integral.
Hal itu tentunya sudah dicarikan solusi oleh pemangku kepentingan dan pihak sekolah. Bahkan, saat ini sinyal akan berakhir ancaman virus Covid-19 semakin terlihat jelas. Dimana, vaksin yang selama ini menjadi harapan sebagai jawaban akan ancaman tersebut sudah mulai didistribusikan.
Berangkat dari hal tersebut, beberapa wacana terkait akan dimulainya pembelajar tatap muka di tahun 2021 pun mengemuka dan menjasi harapan semua pihak. Khsusunya dalam pengembangan kualitas pendidikan negeri ini.***
Baca Juga : Sekolahkan Anak Bungsu ke Yaman
Pesan Redaksi:
Mari bersama-sama melawan Covid-19. Riaupos.co mengajak seluruh pembaca ikut mengampanyekan gerakan 3M Lawan Covid-19 dengan menerapkan protokol kesehatan dalam aktivitas sehari-hari. Ingat pesan Ibu, selalu Memakai masker, Mencuci tangan dan Menjaga jarak serta hindari kerumunan.
Baca Juga : Sekolahkan Anak Bungsu ke Yaman
#satgascovid19
#ingatpesanibu
#ingatpesanibupakaimasker
#ingatpesanibujagajarak
#ingatpesanibucucitangan
#pakaimasker
#jagajarak
#jagajarakhindarikerumunan
#cucitangan