Selasa (21/12), pukul 18.33 WIB angin segar berembus buat Tornado FC. Wakil Ketua Asprov PSSI Riau Agus Samsir memberi kabar Tornado FC dapat jatah berlaga di putaran nasional, meski bersatus runner-up di Liga 3 Zona Riau musim ini. Namun, beberapa jam kemudian, kabar duka justru datang. Penjaga gawang Tornado FC Taufik Ramsyah mengembuskan napas terakhirnya.
PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - LAGA penutup Babak 6 Besar Grup D Liga 3 zona Riau melawan Wahana FC di Stadion Unri Pekanbaru, Sabtu (18/12) merupakan penampilan terakhir Taufik Ramsyah berada di bawah mistar gawang Tornado FC. Bahkan, pemain kelahiran Banjar Padang, Lubuk Jambi, Kuantan Singingi ini harus meninggalkan lapangan sebelum laga berakhir.
Jebolan Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) binaan Dispora Riau ini mengalami cedera serius dan langsung tak bergerak ketika berbenturan dengan striker Wahana FC Andre Wilfrid di menit ke-41. Sempat ditangani tim medis beberapa saat, kondisi mulut yang sudah mengeluarkan darah membuat panitia langsung meminta ambulans yang siaga untuk membawa Taufik ke rumah sakit terdekat.
Pemain kelahiran 12 Mei 2001 ini dibawa ke Rumah Sakit Awal Bros Panam. Setelah dilakukan CT scan, didapatkan gambar tengkorak kiri Taufik mengalami retak. Alhasil, operasi pun dilakukan sekitar pukul 00.00 WIB. Namun, setelah operasi ini dilakukan Taufik tetap masih koma. Operasi kedua kali pun direncanakan untuk dilakukan.
Tapi, hingga Tornado FC berlaga di final, Senin (20/12), Taufik masih tidak sadarkan diri. Kabar duka justru muncul di akun Instagram resmi Tornado FC,@tornadofcpekanbaru, Selasa (21/12). "Penjaga gawang masa depan sepakbola Riau, yang sejak kecil sangat mencintai olahraga ini. Momen terakhirnya saat sedang mengawal gawangnya dan melakukan profesi yang amat dicintainya ini. Kini, Taufik sudah lebih dulu meninggalkan kita dengan semangat, pesan, dan buktinya untuk olahraga dan profesi ini," demikian pernyataan tersebut.
Setelah mengembuskan napas terakhir, Taufik langsung dibawa ke kampung halamannya Lubuk Jambi untuk dimakamkan.
Sekretaris PSPS Riau M Teza mengatakan, Taufik meninggal dunia setelah sempat dirawat di rumah sakit.
"Iya sudah tidak sadarkan diri sejak insiden pada hari itu," ujar M Teza.
Keluarga besar bersama Tim Tornado FC Pekanbaru saat mengantarkan almarhum Taufik Ramsyah di Pemakaman Bandar Padang, Kabupaten Kuansing, Rabu (22/12/2021). (Official Tornado FC for Riaupos.co)
Pelatih Tornado FC Febriko pun mengaku terpukul dengan kejadian ini. "Dia orangnya pendiam dan penyendiri. Bicara hanya dengan orang tertentu. Namun, cukup dekat dengan saya dan dia agak sedikit saya istimewakan sebagai pemain. Kalau tak penting dia tak mau banyak bicara," ujar Febriko kepada Riau Pos, Rabu (22/12).
Ditambahkan Febriko, saking dekatnya dengan dirinya, Taufik rela menolak tawaran untuk bergabung dengan PSPS Riau yang berlaga di Liga 2 musim ini.
"Dia sempat diminta PSPS untuk menjadi kiper ketiga. Karena saya dia mau main di Tornado ini. Saya bujuk dia agar dia bisa main reguler di Tornado. Kalau di PSPS dia kan tak dapat bermain. Makanya, saya merasa terpukul karena saya membawa dia ke sini," ujar Febriko.
Manajer Tornado FC Yurika Herian Danni juga mengaku terpukul dengan kejadian ini. "Kami keluarga besar Tornado FC merasa terpukul. Kami kehilangan kiper masa depan kami dan Riau. Kejadian ini merupakan pengalaman berharga buat kita semua. Kami minta maaf kepada keluarga almarhum," ujarnya.
Sementara itu, pelatih Wahana FC Agusrianto menyampaikan duka mendalam atas meninggalnya penjaga gawang asal Kota Jalur ini. Tak hanya itu, Wahana FC pun memberikan santunan buat keluarga almarhum.
"Kami turut berduka cita sedalam-dalamnya. Kita tahu dia punya potensi, berbakat dan kami akui itu. Kita tidak menyangka kejadian seperti itu akan terjadi. Itu kuasa Allah SWT dan kami tidak menyangka karena insiden di dalam lapangan," katanya.
Mantan pemain PSPS ini menceritakan, pemainnya yang berbenturan dengan Taufik yakni Andre Wilfrid, juga sangat terpukul. Andre mengaku hanya bermain seperti biasa tanpa ada niat mencederai saat berlaga dalam lanjutan Liga 3 itu.
"Andre bilang itu di luar kekuasaan. Sebagai pemain tidak menyangka. Dia hanya main sebaik-baiknya, sportif dan tak ada niatnya untuk mencederai," katanya.
"Rasa penyesalan Andre pasti ada. Andre merasa bersalah ketika dapat kabar Taufik meninggal. Dia sempat bilang ‘karena aku... karena aku Taufik jadi seperti itu’. Kami sebagai pelatih menjelaskan semua itu di luar kekuasaan," tambah Agus.
Agus juga menjelaskan insiden benturan terjadi sangat cepat. Andre berusaha membuat gol dan Taufik mempertahankan gawangnya. Tanpa disengaja lutut Andre membentur kepala Taufik. "Ini jadi pelajaran juga buat kita, panpel dan semuanya. Ini jadikan pelajaran bersama. Semua disiapkanlah jangan kita nanti disalahkan, medis siap," katanya.
Sementara itu Ketua Asprov PSSI Riau Husni Thamrin mengungkapkan belasungkawa atas berpulangnya almarhum Taufik. Ia berharap kejadian ini adalah kejadian yang terakhir. Bahkan ia mengaku bahwa tidak ada yang lambat penanganannya, di lapangan sudah disediakan tim medis dan juga mobil ambulans.
"Ini kejadian juga bukan ada faktor kesengajaan oleh salah satu klub, ini kejadian murni musibah," ujar Husni Thamrin.
Begitu pada saat terjadi benturan di lapangan antara almarhum dengan pemain lain, Husni Thamrin menjelaskan tim medis langsung berlari untuk melakukan penanganan medis. Setelah dinilai Taufik mengalami cedera yang parah, tim medis langsung meminta ambulans untuk membawa Taufik ke rumah sakit.
"Penanganan sudah sesuai standar, bahkan lebih dari standar," ungkapnya.
Taufik ikut seleksi masuk PPLP sepakbola Riau pada 2016. Anak kedua dari tiga bersaudara ini dipilih oleh pelatih PPLP Sepakbola Riau saat itu Miskardi. Tahun 2017, Taufik sempat ikut seleksi Persebaya U-19 dan berada satu bulan di Surabaya. Setelah tamat di PPLP Sepakbola Riau, kiper dengan tinggi badan 177 cm ini bergabung dengan Tornado FC pada 2019. Dengan demikian maka Tornado FC merupakan klub pertama dan terakhir di karir sepakbolanya. Selamat jalan Taufik.(das/dof/nda)
Laporan TIM RIAU POS, Pekanbaru