KISAH PROGRAM PENANAMAN MANGROVE KLHK DI BATAS NEGARA

Menghadang Ombak Selat Melaka Menjaga Kedaulatan Indonesia

Feature | Kamis, 10 Desember 2020 - 21:58 WIB

Menghadang Ombak Selat Melaka Menjaga Kedaulatan Indonesia
Desa Muntai Barat, Kecamatan Bantan, Kabupaten Bengkalis yang mendapatkan program penanaman mangrove dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, foto bersama di lokasi penanaman. (KLHK FOR RIAUPOS.CO)

''Kami sangat berharap program dari KLHK ini menjadi pembuka pintu bagi kementerian lainnya ikut masuk membantu. Karena di sini sudah sangat mendesak dibangun bendungan batu pemecah ombak atau breakwater. Negara tetangga di seberang sana sibuk menambah luas daratan, jangan sampai kita di seberang sini kehilangan daratan. Tidak ada hitungan untung rugi pembangunan breakwater jika sudah dihadapkan pada menjaga harga diri dan kedaulatan Negara kita di pulau terluar dan terdepan ini,'' harap Solihin.  

Semakin siang, angin laut semakin kencang. Air pun mulai naik pasang. Kelompok masyarakat yang turun ke pantai, mempercepat gerak tangan menanam propagul. Mereka berpacu dengan waktu, sebelum daratan berubah menjadi lautan.


Bibit propagul ditanam, lalu diikatkan ke pancang, agar kuat dan tidak hilang dihantam ombak. Beberapa bibit yang mengalami kerusakan, mereka ganti atau sisipkan dengan yang baru. 

''Saya bisa katakan ini adalah kegiatan fenomenal menyelamatkan pulau terluar. Kami sangat berterimakasih pada KLHK atas adanya program ini,'' kata Ketua KPH Bengkalis Pulau, Agus Rianto, menambahkan.

Nurin, Kades Muntai mengatakan program penanaman mangrove KLHK, telah lama menjadi harapan masyarakat yang selama ini menjerit dengan bencana abrasi. Ia mengatakan sudah berkali-kali secara administrasi batas daratan Desa mereka harus diubah, hanya karena sudah berubah menjadi lautan.

''Abrasi di sini bukan lagi fenomena alam biasa, tapi sudah menjadi bencana. Program dari KLHK ini terasa sekali manfaatnya, dan kalau bisa harus terus dilanjutkan serta dibantu oleh Kementerian lainnya, agar tak hilang pulau kami ini nanti karena abrasi,'' pinta Nurin.

Baca Juga : PLN-KLHK Teken MoU

Secara nasional, kegiatan PNM KLHK menjangkau seluas 15.000 ha di 34 provinsi. Kegiatan ini dilaksanakan oleh 863 kelompok masyarakat (Pokmas), dan melibatkan lebih dari 30 ribu orang dalam 50 hari kerja, atau bila dihitungkan dengan jumlah hari orang kerja (HOK) akan mencapai lebih dari 1,5 juta HOK.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar mengungkapkan, kegiatan padat karya mangrove nasional mendapat respon yang bagus. Pemerintah selanjutnya merencanakan akan menanam sampai 600.000 hektar. Program ini bertujuan melindungi, mempertahankan, dan meningkatkan kemampuan ekonomi masyarakat pesisir

"Sekarang baru 15.000 ha. Kita dapat melihat faktanya di lapangan, memang program ini baik dan berguna bagi masyarakat. Maka ke depan akan terus kita tingkatkan luasannya," kata Menteri Siti.

Selain dalam penanaman, kegiatan padat karya setiap tahun dilaksanakan KLHK melalui rehabilitasi hutan dan lahan, pembuatan bangunan sipil teknis konservasi tanah dan air, pembuatan dan penanaman kebun bibit rakyat (KBR), Kebun Bibit Desa (KBD), yang melibatkan masyarakat lebih dari 5,9 juta HOK setiap tahun.

Di Provinsi Riau, pelaksanaan padat karya mangrove yang mencapai 692 ribu ha, tersebar di 5 Kabupaten, yakni Kabupaten Rokan Hilir (25 ha), Siak (8 ha),  Bengkalis (319 ha),  Kepulauan Meranti (55 ha), dan Inhil (285 ha).

''Alhamdulillah kegiatan dalam rangka mendukung program pemulihan ekonomi nasional ini, di Riau berhasil menyasar 36 kelompok tani dengan sekitar 1.552 orang anggota. Kami sangat berterima kasih atas kolaborasi kerja bersama, sehingga masyarakat dapat merasakan manfaat dari program padat karya KLHK,'' kata Kepala BPDASHL Indragiri Rokan KLHK, Tri Esti Indrarwati.

Hari beranjak siang. Bibit tanaman yang semula terbentang, tak lagi bisa dipandang karena tertutup air pasang. Masyarakat desa yang setia berkumpul sedari pagi buta, melepas rombongan kami dengan senyum bahagia. 

Mereka sangat berharap, bibit yang telah mereka tanam berkat program KLHK, bisa bertahan tumbuh untuk menghadang ombak Selat Melaka, dan bisa menghambat abrasi yang menjadi ancaman utama bagi kampung mereka. Kini bibit yang mereka tanam bagaikan prajurit di garda terdepan, untuk menahan setiap jengkal tanah menjaga kedaulatan negara Indonesia.

''Titip salam kami untuk Ibu Menteri Siti Nurbaya. Terima kasih atas perhatiannya, dan semoga program ini berkelanjutan. Kami juga sangat berharap ada pemeliharaan, agar tidak sia-sia apa yang sudah ditanam ini. Semoga suatu hari saat mangrove yang ditanam masyarakat kampung sudah tumbuh, Ibu Menteri mau mampir kesini untuk melihatnya langsung,'' kata Solihin sambil mengantar kami pulang.

Catatan Afni Zulkifli, Tenaga Ahli Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, dalam kunjungan kerja ke Pulau Bengkalis, 8-9 Desember 2020.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook