Jalan Lintas Teluk Masjid, Kecamatan Sungai Apit menuju Dosan atau Simpang Doral, Kecamatan Pusako, dengan jarak sekitar 25 sampai 30 kilometer (Km), benar benar sulit dilalui, jika tak ingin dikatakan rusak parah atau putus.
Laporan MONANG LUBIS, Siak
Kubangan yang lebar, bahkan sebagian sepanjang 10-15 meter itu, ada yang memiliki kedalaman 1 meter lebih. Artinya jika hujan turun, kubangan tergenang dan di bawahnya berlumpur. Sudah cukup banyak kendaraan terjebak, berharap di atas jalan sudah bagus, ternyata semakin ke tengah, semakin banyak dan tetap ada kubangan sampai di ujung.
Sebagaimana dialami Moreno yang berboncengan naik sepeda motor jenis matic besar bersama temannya. Awalnya dia berhasil lolos melintasi beberapa kubangan yang dalam. Namun, hal yang dikhawatirkannya terjadi. Mesin motornya mati karena kemasukan air.
“Kami terpaksa mendorong sepeda motor yang berat ini, untuk dapat keluar dari kubangan,” terang Moreno.
Untung saja mesin motor mati ketika sudah hampir sampai di Simpang Obor ini. Tapi tetap saja, hal ini membuat berkeringat dan tidak tahu sebesar apa biaya untuk menghidupkan kembali motor ini.
Hal yang sama diungkapkan Bayu warga Dosan. Disebutkan Bayu, sepeda motornya baru beberapa hari lalu harus dibongkar, karena kemasukan air. “Setiap hari saya melintasi jalan ini dan jika curah hujan tinggi, airnya bisa setinggi paha,” terang Bayu.
Jika itu sepeda motor, beda ceritanya dengan truk atau kendaraan bertonase besar yang harus melintasi jalan itu.
Dikatakan sopir truk, Kodirun, truk bertonase besar yang selama ini melintasi jalan tersebut, kerap terpuruk, dan hal itu membuat angkutan berisi tandan buah segar (TBS) menjadi busuk.
Tak ingin terpuruk, tujuh unit truk memilih melintasi Kecamatan Bungaraya, pada Senin (19/12) dini hari, lalu ke Kecamatan Siak, melintasi Jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah (TASL).
Tepat di ujung jembatan, berada di Kelurahan Mempura, Kecamatan Mempura ada pos Dishub. Para pengemudi truk dihentikan personel Dishub, lalu dimintai keterangan. Selanjutnya truk dibawa ke depan Kantor Dishub, lalu diparkirkan di sana, sampai pagi.
Demikian dikatakan sopir truk Kodirun, bersamanya Anto, Bayu, dan beberapa sopir lainnya.
Disebutkan Kodirun, jalan lintas Teluk Masjid-Dozan atau Simpang Obor merupakan jalan provinsi, benar benar rusak, banyak kubangan dan kubangan itu sangat dalam. Ban mobil sampai sampai tenggelam jika musim hujan seperti ini.
“Makanya kami nekat melintasi Jembatan TASL, meski akhirnya diamankan seperti ini,” terang Kodirun.
Mau bagaimana lagi, melintasi jalan itu, sama saja “bunuh diri”. Truk akan terpuruk dan buah sawit yang dibawa tentu akan membusuk.
Jalan lintas itu, tembusnya Jalan Lintas Buton. Artinya tidak melintasi jembatan TASL. Disebutkan Kodirun, tembusnya depan Polres di Dayun.
“Kami tahu kami salah, tapi kami memilih diamankan seperti ini, dan menandatangani surat pernyataan, dari pada terpuruk dan TBS membusuk,” ucapnya lagi.
Truk berisi buah sawit itu, dibawanya dari peron yang ada di Sabak Auh. Artinya, untuk bisa sampai ke jalan lintas yang rusak tersebut, mereka melintasi Jembatan Teluk Masjid.
Hanya ada dua pilihan, melintasi Teluk Masjid tapi terpuruk, atau melintasi Bungraya tapi diamankan Dishub. Mereka memilih diamankan Dishub.
Jalan berlubang dan banyak kubangan semakin menjadi jadi sejak dua bulan terakhir. Ketika curah hujan semakin tinggi.
Kodirun dan teman temannya berharap jalan itu dapat diperbaiki, sehingga mereka tak melintasi Jembatan TASL.
Terakhir, Kodirun mengatakan, siapapun yang bertanggung jawab terhadap jalan itu, apakah itu provinsi, atau perusahaan, yang pasti, berikan akses jalan yang baik, agar aktivitas berjalan lancar.
“Hal ini penting buat kami. Dengan akses lancar, tentu ekonomi akan tumbuh,” katanya.(gem)